REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Penyanyi Ariana Grande tampaknya tak lagi sepakat dengan Starbucks. Dilansir di laman People, Kamis (17/6), pelantun tembang "Rain on Me" itu tidak lagi mengikuti akun Instagram Starbucks sejak Selasa (16/6) pagi.
Sementara, Starbucks masih merupakan salah satu dari 190 juta pengikut Ariana. Bahkan, Ariana juga sempat mengunggah di fitur Instagram Story-nya, menampilkan sebuah minuman es kopi yang dia dapatkan dari Nimbus Coffee.
Hal ini tentu mengejutkan. Pasalnya, Ariana pernah menjadi duta Starbucks. Dia berpose dengan minuman Cloud Macchiato sambil mengenakan celemek Starbucks berwarna hijau pada Maret 2019 lalu.
Ariana sendiri terang-terangan berbicara tentang aktivisme di tengah gerakan Black Lives Matter yang sedang berlangsung dan perjuangan melawan ketidakadilan rasial. Dia berbagi pengalamannya memprotes secara damai bersama teman-temannya di Beverly Hills, dan mendorong para penggemar untuk tetap fokus pada penyebabnya.
Sindiran dari Ariana itu muncul setelah Starbucks pada awalnya membuat aturan, bahwa barista tidak boleh mengenakan pakaian atau aksesoris dukungan gerakan 'Black Lives Matter' saat jam bekerja. Meskipun demikian, diketahui, kebijakan itu akan segera dibatalkan.
Menurut BuzzFeed News, perusahaan itu mengutip kebijakan kode pakaiannya yang tidak mengizinkan pekerja untuk mengenakan kancing atau pin yang menganjurkan masalah politik, agama atau pribadi. Starbucks pun menghadapi serangan balik dari para warganet secara daring.
Beberapa dari mereka bahkan menyerukan boikot penuh Starbucks. Setelah itu, Starbucks mengubah kebijakan itu dengan mengumumkan bahwa staf sekarang diizinkan untuk mengenakan kaos, pin, dan label nama 'Black Lives Matter'.
Starbucks juga sebelumnya mendukung gerakan itu di depan umum. Para staf, kata perusahaan, telah mengatakan kepada perusahaan bahwa mereka membutuhkan cara untuk mengekspresikan diri mereka di tempat kerja.