Ahad 14 Jun 2020 19:20 WIB

WHO: Tak Ditemukan Adanya Virus Corona Hidup di ASI

WHO merekomendasikan agar ibu menyusui terus memberikan ASI meski positif Covid-19.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Air susu ibu (ASI) yang diperah. WHO mendorong ibu menyusui yang positif Covid-19 terus memberikan ASI untuk anaknya, kecuali mereka terlalu sakit untuk melakukannya.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Air susu ibu (ASI) yang diperah. WHO mendorong ibu menyusui yang positif Covid-19 terus memberikan ASI untuk anaknya, kecuali mereka terlalu sakit untuk melakukannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyelidiki dengan hati-hati mengenai risiko penularan penyakit Covid-19 dari ibu yang menyusui kepada anaknya melalui air susu ibu (ASI). Menurut Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, ibu yang positif terkena virus corona yang menyusui tidak berisiko menularkan virus kepada bayinya melalui ASI.

"Kita tahu bahwa anak-anak memiliki risiko Covid-19 yang relatif rendah, tetapi mereka berisiko tinggi terhadap berbagai penyakit dan kondisi lain yang menghalangi pemberian ASI. Berdasarkan bukti yang tersedia, saran WHO adalah bahwa manfaat menyusui melebihi potensi risiko penularan Covid-19,” kata Tedros dalam jumpa pers pada Jumat, (12/6), dilansir laman Fox News.

Baca Juga

Oleh karenanya, Tedros pun meminta ibu menyusui terus menyusui anaknya, meskipun positif Covid-19. Lain halnya jika ibu menyusui terlalu sakit untuk menyusui anaknya.

Direktur Departemen Kesehatan Reproduksi dan Penelitian pada WHO, Anshu Banerjee mengatakan, berdasarkan penelitian, hanya fragmen dari virus yang ditemukan pada ASI. Virus hidup belum terdeteksi dalam ASI.

"Jadi, oleh karena itu,  risiko penularan dari ibu menyusui sejauh ini belum ditetapkan," kata Banerjee.

WHO telah mengunggah pedoman untuk fasilitas kesehatan yang selama pandemi Covid-19 mempertahankan layanan yang diperlukan untuk perawatan bayi baru lahir. Dalam pedoman itu, ibu menyusui didorong untuk tetap menyentuh bayi mereka.

WHO pun menginstruksikan untuk memfasilitasi agar ibu tetap menggendong bayi yang baru lahir dari kulit ke kulit, meskipun mereka positif mengidap Covid-19. WHO juga mengatakan para ibu harus berbagi kamar dengan bayi mereka dan melakukan praktik higienis ketika menyusui dan menggendong bayi, seperti mencuci tangan selama 20 detik.

"ASI mengandung antibodi dan manfaat imunologis lainnya yang dapat membantu melindungi terhadap penyakit pernapasan," tulis WHO dalam laporan mereka.

Dalam pernyataan itu, WHO juga menyatakan pengalaman yang diperoleh sejauh ini menunjukkan perjalanan penyakit Covid-19 umumnya tidak parah pada bayi dan anak kecil. WHO menekankan, risiko utama penularan tampaknya berasal dari saluran pernapasan ibu yang terinfeksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement