REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah protokol kesehatan diberlakukan sebagai normal baru bagi mal Senayan City, Jakarta Pusat. Menurut General Manager Leasing and Marketing Communication Senayan City Jaclyn Halim, pemberlakuan protokol kesehatan itu dimulai dengan adanya bilik sanitasi yang ada di lobi.
“Di sana ada skrining mendasar. Jika tidak memakai masker, pengunjung tidak boleh masuk,” ujar Jaclyn kepada awak media, Selasa (9/6).
Sebelum masuk ke mal, pengunjung harus melalui bilik sanitasi. Untuk mendapatkan semburan disinfektan, pengunjung cukup menekan tombol pada bagian bawah bilik dengan menggunakan kaki.
Selanjutnya, para pengunjung dipersilakan masuk melalui pintu utama. Pihak pengelola mal telah memasang kamera dan pemantau suhu tubuh. Dengan adanya fasilitas yang terhubung ke layar itu, petugas dimudahkan untuk mengecek kepatuhan pengunjung dalam memakai masker wajah sekaligus memantau suhu tubuh pengunjung.
“Jika nanti terpantau ada pengunjung dengan suhu tubuh yang tinggi, maka mereka dipersilakan untuk mengunjungi rumah sakit terdekat,” jelas dia.
Setelah melewati skrining awal, pengunjung Senayan City dipersilakan membersihkan tangan menggunakan penyanitasi tangan yang dioperasikan menggunakan sensor. Itu artinya, pengunjung tak perlu ada kontak dengan wadah hand sanitizer.
Menurut Jaclyn, skrining seperti itu sebenarnya telah berlaku pada saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta diberlakukan pada Maret lalu. Selama ini, Senayan City tak tutup sepenuhnya, karena terdapat outlet farmasi dan supermarket di dalamnya.
“Jadi selama ini, kurang lebih dua bulan PSBB berjalan, kami sudah melakukan hal itu dan semuanya berjalan dengan lancar,” jelas Jaclyn.
Menurut Jacylin, setiap hari pihak mal melakukan pengecekan kepatuhan penerapan protokol kesehatan. Para tenant harus menyiapkan masker dan face shield untuk karyawannya.
"Sarung tangan harus ada untuk yang melayani pengunjung, kebersihan area meja kasir, dan lain-lain termasuk mewajibkan sanitasi tangan,” kata dia.
Salah satu karyawan salah satu tenant makanan di Senayan City, Erik mengatakan, sejumlah protokol kesehatan telah dilakukan semenjak adanya PSBB. Protokol kesehatan itu antara lain penggunaan masker, menjaga kebersihan tangan dengan mencucinya berkali-kali, dan menggunakan sarung tangan pada saat membuat makanan.
“Yang akan datang nanti akan ada face shield. Lalu, baki-baki untuk pengunjung selalu kami cuci setelah dipakai pengunjung,” tutur dia kepada Republika.co.id.
Hanya saja, sistem pembayaran pada tenant0nya itu masih bisa menggunakan uang tunai. Meskipun demikian, pembayaran dengan non tunai juga bisa dilakukan melalui OVO, Gopay, Dana, dan juga kartu debit.
Pembayaran non tunai diperlukan agar pada saat transaksi, konsumen dan penerima pembayaran tak perlu lagi memegang uang. Dengan demikian, kebersihan tangan pun akan lebih baik. Hal ini dilakukan sebagai upaya pemutusan rantai penularan Covid-19.
Pihak mal juga mengawasi jumlah kapasitas tempat duduk tiap tenant makanan untuk menerapkan jaga jarak fisik. Menurut Jaclyn, jika pembukaan kembali toko-toko di Senayan City diberlakukan, maka pemberlakuan protokol pengunjung separuh dari kapasitas tempat duduk pun akan diterapkan.
Akan ada tanda silang di sejumlah tempat duduk dan meja sebagai tanda untuk tidak diduduki. Menurut Jaclyn, setidaknya ada sebanyak hampir 350 tenant di Senayan City.
Selain itu, penerapan jaga jarak sosial juga diterapkan di tangga berjalan atau eskalator serta lift. Senayan City menggunakan inovasi sensor tangan sebagai alat untuk memanggil lift sebagai ganti tombol.