REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Beyonce Knowles-Carter merupakan salah satu tokoh yang mendukung gerakan 'Black Lives Matter' yang saat ini tengah ramai digaungkan. Dia membuat pernyataan yang kuat tentang gerakan itu dan juga perihal seksisme di industri musik selama kelulusan virtual "Sear Class of 2020" YouTube, pada Sabtu (5/9).
“Selamat untuk kelas 2020, Anda telah tiba di sini di tengah krisis global, pandemi rasial dan ekspresi kemarahan di seluruh dunia atas pembunuhan tidak masuk akal terhadap manusia kulit hitam lain yang tidak bersenjata. Dan Anda masih berhasil, kami sangat bangga dengan Anda," kata Beyonce dilansir di laman Variety, Senin (8/6).
Selanjutnya, dia menyoroti protes 'Black Lives Matter' yang telah terjadi, tak hanya di Amerika Serikat namun juga di Inggris. Dia berterima kasih kepada orang-orang yang berpartisipasi dalam gerakan itu karena telah menyuarakan hak hidup orang kulit hitam.
"Pembunuhan George Floyd, Ahmaud Arbery, Breonna Taylor dan banyak lainnya telah membuat kita semua hancur. Itu telah membuat seluruh negara mencari jawaban.Kami telah melihat bahwa hati kolektif kami, ketika melakukan tindakan positif, dapat memulai roda perubahan," kata dia.
Perubahan nyata itu, lanjut Beyonce, telah dimulai dari para audiens yang merupakan lulusan sekolah menengah ya ada ada di hadapannya saat itu. Mereka disebut Beyonce merupakan generasi baru lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi.
Pelantun tembang "Crazy in Love" itu juga sempat membahas perihal seksisme yang masih lazim di industri musik, dan bagaimana dia harus mengukir jalannya sendiri menuju kesuksesan. Meskipun prosesnya ia sebut menakutkan, membangun perusahaannya sendiri adalah titik balik utama dalam hidupnya.
"Saya tahu betapa sulitnya untuk melangkah keluar dan bertaruh pada diri Anda sendiri," kata dia.
Bisnis hiburan, ujar penyanyi asal Amerika Serikat itu, masih sangat seksis. Industri ini masih sangat didominasi pria dan sebagai seorang wanita. Dia menyebut tidak melihat cukup banyak panutan wanita yang dapat dijadikannya panutan dalam menjalankan labelnya, menjalankan perusahaan manajemen, dan untuk mengarahkan film-film, serta memproduksi tur-tur.
"Tidak cukup perempuan kulit hitam duduk di meja. Jadi saya harus pergi dan menebang kayu itu dan membangun meja saya sendiri. Kemudian saya harus mengundang yang terbaik di sana untuk memiliki kursi. Itu berarti merekrut wanita, pria luar, underdog, orang-orang yang mengabaikan dan menunggu untuk dilihat, ”katanya.
Istri rapper Jay-Z itu juga membahas bagaimana ras dan gender berperan dalam perusahaan musik yang menghadap beberapa kandidat berbakat. Menurutnya, banyak kreatif dan pebisnis terbaik, yang walaupun sangat berkualitas dan berbakat, ditolak berkali-kali sebagai eksekutif di perusahaan besar karena mereka perempuan atau karena perbedaan ras.
"Dan saya sangat bangga memberi mereka tempat di meja saya. Salah satu tujuan utama seni saya selama bertahun-tahun telah didedikasikan untuk menunjukkan keindahan orang-orang kulit hitam kepada dunia, sejarah kami, kedalaman kami dan nilai kehidupan orang kulit hitam. Saya sudah mencoba yang terbaik untuk menarik selubung ketenangan kepada mereka yang mungkin merasa tidak nyaman dengan keunggulan kami," katanya.