REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggemar musik pop Korea (K-pop) telah mengambil alih tagar #WhiteLivesMatter dengan mengunggah gambar dan video dari penyanyi favorit mereka. Tagar #WhiteLivesMatter memang sempat ramai di media sosial sebagai upaya menentang atau mengkritik aksi protes Floyd.
Tagar itu juga dibuat guna menandingi gerakan #BlackLivesMatter. Setelah penggemar K-pop membanjiri tagar #WhiteLivesMatter dengan foto dan video penyanyi favorit mereka, istilah tersebut mulai tren di Twitter. Beberapa penggemar sekarang fokus pada tagar lain seperti #AllLivesMatter.
Tagar #BlueLivesMatter juga meningkat popularitasnya, dan digunakan untuk mendukung polisi dan mengkritik pemrotes #BlackLivesMatter. Dengan membanjiri tagar dengan video dan meme, para penggemar K-pop berharap untuk menghilangkan postingan rasis atau ofensif.
Kini tagar #WhiteLivesMatter menampilkan ribuan unggahan K-pop dan pesan dukungan untuk para pemrotes AS. Pada hari Selasa, tagar #BlackLivesMatter juga meningkat ketika ribuan orang memposting gambar kotak hitam polos untuk mendukung pemrotes.
Namun membanjirnya pos menyulitkan orang untuk melihat pembaruan tentang protes atau berbagi informasi penting menggunakan tag #BlackLivesMatter. Aktivis mendesak warganet untuk menggunakan istilah #BlackOutTuesday sebagai gantinya.
Aksi protes mulai terjadi, setelah dirilisnya video yang menunjukkan kekerasan terhadap warga Afrika-Amerika George Floyd oleh polisi. Dalam video itu, seorang polisi kulit putih terlihat mengunci leher mendiang Floyd dengan kakinya, bahkan setelah Floyd mengeluh dia tidak bisa bernapas.
Kematian Floyd telah memicu protes besar-besaran di seluruh AS terhadap rasisme dan pembunuhan polisi terhadap warga kulit hitam Amerika. Dakwaan telah diumumkan terhadap keempat petugas polisi yang hadir selama kematian Floyd.