REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apakah Anda menjadi lebih sering mengucek mata belakangan ini? Atau bahkan kamu merasakan sakit kepala, sakit leher, atau sakit punggung? Apakah Anda juga menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar komputer dari biasanya?
Jika iya, Anda mungkin saja mengidap computer vision syndrome atau sindrom penglihatan komputer. Dilansir di Forbes, Rabu (3/6), sindrom ini juga dikenal sebagai digital eye strain.
Presiden Asosiasi Ahi Mata Amerika Serikat, Barbara L Horn OD, mengatakan mata tidak diciptakan untuk melihat layar komputer dalam waktu lama. Sebagai akibatnya, banyak orang mengalami masalah penglihatan dan sakit mata.
Dia menyebut terlalu fokus pada tulisan kecil di layar komputer selama berjam-jam dapat mengakibatkan iritasi mata, kelelahan, dan sakit kepala. Kondisi ini digolongkan dengan berbagai macam gejala. Semakin hari, banyak kasus yang diakibatkan karena banyak menghabiskan waktu di depan layar komputer atau ponsel selama pandemi Covid-19. Sebab, orang-orang hanya beraktivitas di rumah saja.
Sebelum ada pandemi, masalah ini sudah lazim ditemui. "Namun, kasusnya semakin meningkat selama enam sampai delapan pekan terakhir," ujarnya Scott Drexler OD, Asisten Profesor Ilmu Penyakit Mata di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh.
Dia telah melakukan banyak pertemuan virtual dengan para pasien. Keluhan umum yang didapat adalah penglihatan blur dan sakit kepala. Membatasi waktu penggunaan layar komputer atau ponsel merupakan cara yang tepat.
Jika cara tersebut dinilai tidak mungkin karena banyaknya urusan pekerjaan, maka penerapan aturan 20-20-20 patut dicoba. Yakni, dengan melakukan istirahat setiap 20 menit sekali, lalu melihat objek yang jaraknya 20 kaki dari mata selama 20 detik.
Horn mengatakan, pencegahan dan pengurangan masalah penglihatan akibat digital eye strain dapat dilakukan dengan mengatur pencahayaan ruangan dan kecerahan layar. Selain itu, juga bisa dengan mengatur postur tubuh dan jarak pandang mata ke layar komputer.
Mengatur kecerahan cahaya dan kontras layar juga sangat penting. Tidak dianjurkan untuk bekerja di ruangan yang pencahayaannya kurang.
Jika kita bisa menerapkan pencegahan, sindrom penglihatan komputer ini tidak akan menyebabkan gejala yang permanen. Jika seseorang sudah mengalami masalah penglihatan dan tidak melakukan tindakan penanganan, maka gejala tersebut akan terus terjadi. Bahkan, dapat lebih buruk selama mereka masih tetap menggunakan komputer.
Sindrom ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa. Keluhan juga datang dari anak-anak yang menghabiskan banyak waktu di dalam ruangan.
Anak-anak yang harus mengikuti kelas daring dan banyak belajar di depan layar komputer bisa mengalami sakit mata. Orang dewasa akan sadar ketika matanya sakit dan segera istirahat dari layar komputer, namun berbeda dengan anak-anak. Mereka cenderung tidak akan melakukannya. Maka dari itu perlu orang dewasa untuk mengawasi penggunaan komputer oleh anak-anak.
Lalu apa yang perlu kamu lakukan ketika mengalami masalah pada kesehatan mata yang tidak kunjung membaik? Horn mendesak agar masyarakat segera menemui dokter atau ahli mata agar segera dapat pertolongan.