REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) mempelajari langkah-langkah yang diambil oleh ratusan destinasi wisata seluruh dunia terkait pandemi Covid-19. Badan khusus PBB untuk pariwisata itu mendokumentasikannya dalam studi terbaru.
Laporan yang dirilis akhir April 2020 itu mengungkap, 100 persen tempat wisata internasional terus memperketat aturan pembatasan perjalanan. Ada 72 persen destinasi yang telah sepenuhnya menutup diri dari kedatangan pelancong.
Dari total 217 tujuan di seluruh dunia, sebanyak 156 lokasi telah menyetop sementara pariwisata internasional. Sekitar 25 persen destinasi sudah menyetop tiga bulan, sementara 40 persen memberlakukan aturan sejak dua bulan lalu.
Studi juga menemukan hal yang cukup membuat tenang, yakni tidak ada satupun destinasi wisata yang menghentikan maupun mengurangi pembatasan perjalanan. UNWTO sekaligus melakukan studi berdasarkan pemetaan wilayah.
Sebanyak 83 persen tujuan wisata di Eropa telah mengumumkan penutupan penuh lokasinya untuk pariwisata internasional. Pendataan juga dilakukan di Amerika (80 persen), Asia Pasifik (70 persen), Timur Tengah (62 persen), dan Afrika (57 persen).
UNWTO meminta pemerintah bekerja sama dengan tempat wisata untuk melakukan koordinasi pelonggaran dan pencabutan pembatasan aturan perjalanan secara bertanggung jawab. Tentunya, setelah kondisi global dianggap aman untuk melakukannya.
Pariwisata adalah jalur kehidupan bagi jutaan orang, peran vital yang mendorong pembangunan berkelanjutan di negara berkembang. Membangkitkan geliat pariwisata akan kembali membuka pekerjaan dan mata pencaharian bagi banyak orang.
UNWTO berinisiatif turut mendukung pemulihan pariwisata dengan menggandeng banyak pihak. Organisasi itu melibatkan pemerintah, organisasi internasional, sektor swasta, serta meminta Komisi Uni Eropa, menjadikan pariwisata sebagai prioritas.
"Pariwisata mengalami pukulan paling berat dari semua sektor utama ketika negara-negara memberlakukan lockdown dan membuat orang-orang tinggal di rumah," kata Sekretaris Jenderal UNWTO Zurab Pololikashvili, dikutip di laman Forbes, baru-baru ini.