Sabtu 23 May 2020 15:57 WIB

Covid-19 Ganggu Upaya Vaksinasi 80 Juta Bayi

Di tengah pandemi orang tua memilih menunda vaksinasi bayinya.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Indira Rezkisari
Bayi mendapatkan vaksin. Akibat pandemi Covid-19 diperkirakan 80 juta bayi di dunia sulit mendapatkan vaksinasi.
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Bayi mendapatkan vaksin. Akibat pandemi Covid-19 diperkirakan 80 juta bayi di dunia sulit mendapatkan vaksinasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Setidaknya 80 juta bayi berisiko terkena penyakit seperti difteri, campak dan polio karena vaksinasi yang terganggu akibat pandemi Covid-19. Upaya vaksinasi rutin telah secara substansial terganggu di 68 negara karena pandemi, kata pejabat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), UNICEF, dan Gavi Aliansi Vaksin pada Jumat (22/5).

"Imunisasi adalah salah satu alat pencegahan penyakit yang paling kuat dan mendasar dalam sejarah kesehatan masyarakat," kata direktur jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, dilansir di Euronews, Sabtu (23/5).

Baca Juga

Gangguan ini sebagian disebabkan oleh ketakutan orang tua tentang penularan virus corona, akses petugas kesehatan ke peralatan pelindung dan penundaan perjalanan untuk vaksinasi. Kampanye vaksinasi telah ditangguhkan di beberapa negara karena pandemi, termasuk kampanye polio di 38 negara dan kampanye campak di 27 negara.

Setidaknya 24 juta orang di banyak negara berpenghasilan rendah beresiko kehilangan vaksin terhadap polio, campak, tipus, demam kuning, kolera, rotavirus, HPV, meningitis A dan rubella.

"Kami khawatir Covid-19 adalah krisis kesehatan yang dengan cepat berubah menjadi krisis hak-hak anak," kata direktur eksekutif UNICEF Henrietta Fore.

"Kita tidak bisa membiarkan perjuangan kita melawan satu penyakit datang dengan mengorbankan kemajuan jangka panjang dalam memerangi penyakit lain. Kita tidak bisa menukar satu wabah mematikan dengan yang lain," tambahnya.

Dia meminta negara-negara untuk melacak anak-anak yang tidak divaksinasi dan mengatakan bahwa mereka perlu mengatasi kesenjangan dalam pengiriman vaksin. Lockdown dan penutupan perbatasan juga berkontribusi terhadap masalah dalam rantai pasokan dan transportasi untuk pasokan vaksinasi.

Ada penurunan dalam penerbangan komersial, kata Fore, dan sulit untuk mendapatkan charter, yang menciptakan kesenjangan dalam pengiriman vaksin juga.

Direktur imunisasi WHO, Dr Kate O'Brien, menambahkan bahwa patogen tidak mengenal batas. "Kita semua berisiko ketika ada negara yang berisiko dan seperti yang kita katakan terutama untuk campak yang merupakan salah satu patogen yang paling menular adalah bahwa campak ada di mana-mana," kata Dr. O'Brien.

Seth Berkley, kepala Gavi, sebuah organisasi aliansi vaksin internasional, menyebut skala dampak pandemi pada vaksinasi mengkhawatirkan. "Itu adalah sesuatu yang belum pernah kita lihat seumur hidup," kata Berkley.

WHO mengatakan mereka akan memberikan panduan tentang bagaimana melakukan kampanye vaksinasi dengan langkah-langkah perlindungan karena Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement