Jumat 22 May 2020 13:18 WIB

4 Hal yang Perlu Dilakukan Saat Sakit Gigi Selama Pandemi

Selagi masih pandemi Covid-19, tunda ke dokter gigi jika tidak darurat.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Dokter gigi menggunakan alat pelindung diri (APD) saat memeriksa pasien di salah satu klinik gigi di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Penggunaan APD tersebut untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 dan menjadi Standar Operasional Prosedur (SOP) pemeriksaan gigi saat pandemi
Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA
Dokter gigi menggunakan alat pelindung diri (APD) saat memeriksa pasien di salah satu klinik gigi di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Penggunaan APD tersebut untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 dan menjadi Standar Operasional Prosedur (SOP) pemeriksaan gigi saat pandemi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengalami masalah gigi di saat pandemi Covid-19 tentu memunculkan dilema tersendiri. Di satu sisi, masalah gigi memberikan perasaan yang tidak nyaman dan bahkan menyiksa. Di sisi lain, ada kekhawatiran mengenai risiko penularan Covid-19 bila berobat ke dokter gigi.

Ada empat hal yang perlu dilakukan bila mengalami masalah gigi selama pandemi Covid-19. Berikut ini adalah keempat hal tersebut.

Baca Juga

Hanya ke dokter gigi bila darurat

Selama pandemi Covid-19, ada anjuran untuk menunda rencana ke dokter gigi bila tak mengalami keadaan darurat. Salah satu keadaan darurat yang dimaksud adalah nyeri yang tak tertahankan, misalnya, sakit gigi yang terasa sangat nyeri sampai membuat penderitanya tidak bisa beraktivitas dan bahkan tidak bisa tidur.

Keadaan darurat yang kedua adalah gusi bengkak akibat infeksi. Gusi yang bengkak karena infeksi ini biasanya disertai dengan adanya nanah. Dua keadaan darurat lainnya adalah perdarahan yang tidak terkontrol serta trauma pada gigi dan tulang wajah akibat kecelakaan.

"Kalau tidak darurat, tunda dulu ke dokter gigi," ungkap dokter gigi drg Anggi Pratiwi dalam edukasi virtual bersama Listerine.

photo
Seorang dokter gigi mengenakan alat pelindung diri (APD) sebelum memeriksa pasiennya di salah satu klinik di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (15/5/2020). Penggunaan APD tersebut untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 dan menjadi Standar Operasional Prosedur (SOP) pemeriksaan gigi saat pandemi. - (Antara/Zabur Karuru)

Manfaatkan konsultasi daring bila tidak darurat

Saat ini, beberapa rumah sakit, klinik dan platform kesehatan lain menyediakan layanan konsultasi daring bersama dokter, termasuk dokter gigi. Masyarakat dengan masalah gigi yang tidak darurat bisa mencoba layanan konsultasi daring ini untuk mendapatkan solusi terbaik dari dokter gigi untuk mengatasi keluhan mereka.

"Kalau memang membutuhkan resep, kita bisa minta resep. Resepnya kan juga bisa kita tebus secara online," jelas Anggi.

Air garam untuk ringankan nyeri

Saat merasakan nyeri pada gigi, berkumur air garam ternyata bisa membantu meredakan. Anggi mengatakan, air garam sudah terbukti bisa meredakan rasa nyeri ketika sakit gigi.

Anggi mengatakan, air garam memiliki sifat basa, sedangkan area di dalam mulut memiliki sifat asam. Oleh karena itu, berkumur dengan air garam dapat menetralkan.

"Jadi dia (air garam) bisa menetralkan dan membunuh kuman jahat di dalam mulut," tambah Anggi.

Untuk membuat air garam yang tepat, larutkan setengah sendok teh garam ke dalam 200-250 cc air hangat. Setelah itu, kumur-kumur dengan air garam tersebut selama 30 detik untuk meringankan keluhan nyeri saat sakit gigi.

Merawat gigi

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut agar terhindar dari masalah gigi selama pandemi Covid-19.

Salah satu anjuran yang diberikan Anggi adalah menyikat gigi dua kali sehari, yaitu setelah sarapan dan sebelum tidur malam. Anggi juga menganjurkan masyarakat untuk membiasakan diri menyikat lidah dan menggunakan benang gigi (dental floss) untuk membersihkan sela-sela gigi setelah menyikat gigi.

"Kemudian gunakan obat kumur," papar Anggi.

Anggi juga menyarankan agar masyarakat minum air putih minimal delapan gelas sehari dan memperbanyak konsumsi buah dan sayur. Selain itu, Anggi juga menganjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan yang manis, banyak karbohidrat, atau bertekstur lengket.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement