Jumat 22 May 2020 14:39 WIB

Waspada, OTG Mungkin Ada di Sebelah Anda

Hati-hati saat berada di tempat keramaian.

Isolasi mandiri Orang Tanpa Gejala (OTG) (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Isolasi mandiri Orang Tanpa Gejala (OTG) (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI --- Bagi yang masih sering berjalan-jalan masa pandemi Covid 19 saat ini, hati-hati. Ini karena banyak orang tanpa gejala (OTG) positif Covid 19. Pemerintah Kota Sukabumi, Jawa Barat, pun meminta masyarakat lebih mewaspadai adanya orang tanpa gejala (OTG) positif COVID-19 yang berkeliaran di tempat-tempat keramaian, seperti pusat perbelanjaan dan lainnya, yang berpotensi menularkan virus tersebut kepada orang lain.

Juru Bicara Satua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Kota Sukabumi Wahyu Hendrayana di Sukabumi mencontohkan tiga kasus baru warga Kota Sukabumi yang dinyatakan positif terinfeksi COVID-19 melalui hasil pemeriksaan swab, ternyata ketiganya merupakan OTG, karena tidak ada tanda-tanda terinfeksi COVID-19. "Tiga kasus baru itu dua wanita dan seorang pria seluruhnya merupakan orang dewasa. Mereka merupakan warga Kelurahan Karamat, Selabatu dan Sriwiedari, Kecamatan Gunungpuyuh," katanya.

Menurutnya, kondisi kesehatan ketiga warga yang terkonfirmasi positif virus mematikan ini baik dan tidak membutuhkan alat bantu pernafasan. Seluruhnya sudah dievakuasi dan dirawat di ruang isolasi khusus di RSUD R Syamsudin SH dan RS Secapa Polri Kota Sukabumi.

Sementara, Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan pihaknyamengantisipasi adanya warga yang tertular COVID-19, apalagi seperti diketahui hampir seluruh pusat perbelanjaan di Kota Sukabumi dalam beberapa hari terakhir menjelang Idul Fitri 1441 H, terjadi peningkatan kepadatan di tempat perbelanjaan, baik pertokoan hingga pasar tradisional.

Maka dari itu, pihaknya kembali melakukan pemeriksaan cepat atau rapid test COVID-19 kepada pengunjung, pelayan, pengelola dan pemilik tempat perbelanjaan untuk mengetahui apakah hasilnya reaktif atau tidak.

Jika ditemukan adanya yang reaktif, katanya, maka akan langsung ditindaklanjuti, seperti memberikan edukasi dan mewajibkan untuk isolasi mandiri selama 14 hari dan menjalani pemeriksaan swab untuk memastikan apakah benar terinfeksi COVID-19 atau tidak.

Di sisi lain, meskipun Kota Sukabumi statusnya sudah turun menjadi zona biru yang awalnya zona kuning, namun Pemkot Sukabumi tetap meningkatkan jaga jarak fisik, untuk meminimalkan penularan, apalagi di tempat keramaian yang tidak menutup kemungkinan ada yang positif, tapi tidak bergejala atau OTG.

"Kami minta kepada warga untuk tetap di rumah, menggunakan masker dan menjauhi keramaian agar Kota Sukabumi bisa segera pulih, walaupun antusias menyambut hari kemenangan atau Lebaran bisa dilakukan dengan cara lain, apalagi saat ini sedang dalam kondisi pandemi COVID-19 yang siapa saja bisa tertular virus mematikan tersebut," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement