Senin 25 May 2020 12:14 WIB

Risiko Tertinggi Tertular Corona Bisa Terjadi di Dalam Rumah

Area tertutup yang berventilasi buruk seperti rumah juga berisiko tularkan corona.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Virus corona bisa menular di dalam rumah, ilustrasi
Foto: AP / Bernat Armangue
Virus corona bisa menular di dalam rumah, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rekomendasi tentang cara melindungi diri dari tertular virus corona Covid-19 telah tersebar di manapun seperti mencuci tangan, mengenakan masker, jaga jarak setidaknya dua meter, dan sebagainya. Namun, tidak semua risiko diciptakan sama. Rumah, transportasi umum, toko kelontong memiliki risiko yang berbeda.

Profesor dari University of Massachusetts Dartmouth, Erin Bromage menyoroti beberapa area berisiko tinggi penularan virus corona tidak seperti dugaan sebelumnya. Banyak perhatian pemerintah dunia dihabiskan untuk membuka perekonomian, tetapi sepertinya lokasi yang memiliki risiko penularan tertinggi kurang diperhatikan. 

Baca Juga

Dia menyebut ada kemungkinan ruang tamu Anda sendiri menjadi lokasi penularan virus. Menurut Bromage, data menunjukkan bahwa sebagian besar orang akan terinfeksi di rumah mereka. 

"Pemahaman umum dari apa yang dapat saya lihat adalah, banyak orang bersama di lingkungan tertutup dengan aliran udara yang buruk dan biasanya beberapa jenis pembicaraan atau bernyanyi melibatkan banyak orang di lingkungan itu yang terinfeksi," kata Bromage dalam sebuah wawancara dengan ABC News.

Studi kasus yang melacak kembali wabah virus corona pada awal pandemi, telah menemukan bahwa sumber utama infeksi di masyarakat mengarah kembali ke tempat kerja, transportasi umum, pertemuan sosial, dan restoran atau lingkungan dalam ruangan dengan sirkulasi udara terbatas. Dari situ banyak orang menghabiskan waktu yang lama di tempat yang sama.

Beberapa wabah terbesar, tidak termasuk panti jompo, dilaporkan dan ditelusuri terjadi di penjara, upacara keagamaan, paduan suara, acara olahraga dalam ruangan, dan bahkan pesta ulang tahun. "Ada banyak orang di ruang tertutup dengan banyak teriakan, hembusan napas yang hanya menyebabkan peristiwa wabah besar," kata Bromage.

Namun, dia menegaskan terkena virus tidak secara otomatis berarti Anda akan terinfeksi. Infeksi yang berhasil menempel tergantung pada waktu terpapar virus dan jumlah partikel virus yang terpapar. 

"Misalnya, sementara pelari mungkin melepaskan lebih banyak virus karena menarik napas dalam-dalam, ingat waktu paparan juga lebih sedikit karena bergerak cepat," kata Bromage.

Para ilmuwan menyebut jumlah penularan terhadap virus yang menyebabkan infeksi, sebagai "dosis infeksius." Meskipun para ilmuwan masih belajar lebih banyak tentang berapa banyak partikel virus yang menyebabkan infeksi. Mereka mengetahui bahwa bersin dan batuk melepaskan jumlah tertinggi virus ke udara, dan Anda lebih mungkin terinfeksi jika berada di ruang terbatas.

Satu bersin, menurut Bromage, diperkirakan melepaskan sekitar 30 ribu tetesan (droplet) yang dapat melakukan perjalanan hingga 200 mil per jam, yang berarti dapat dengan mudah melintasi ruangan. Batuk melepaskan sekitar 3.000 tetesan dengan kecepatan sekitar 50 mil per jam. Partikel-partikel itu dapat jatuh ke tanah atau bisa bertahan di udara untuk waktu yang singkat.

Penelitian yang baru-baru ini diterbitkan menunjukkan bahwa berbicara dengan keras di ruang tertutup menciptakan risiko besar penularan virus ke orang lain. Kontak yang berkepanjangan dan banyak pembicaraan langsung, pernapasan, dan teriakan di antara individu meningkatkan paparan langsung terhadap partikel virus yang meningkatkan kemungkinan infeksi.

Bromage menggarisbawahi bahwa jumlah pasti orang yang terinfeksi oleh tetesan pernapasan versus penularan melalui menyentuh benda-benda yang terkontaminasi seperti gagang pintu dan tombol lift, tidak diketahui. Itulah mengapa penting juga untuk sering mencuci tangan dan menghindari menyentuh wajah.

Namun demikian, kumpulan studi yang ditulisnya, berfungsi untuk menyoroti bahwa berada di ruang tertutup, berbagi udara yang sama untuk jangka waktu lama meningkatkan peluang Anda untuk terpapar dan terinfeksi. Dalam situasi yang sangat berisiko tinggi, pedoman jarak sosial tidak efektif karena meski satu orang jauh dari orang yang terinfeksi tetapi berada di ruang tertutup kecil berventilasi buruk untuk jangka waktu yang lama.

"Dosis rendah virus di udara dapat mencapai Anda dan selama periode waktu yang berkelanjutan mungkin cukup untuk menyebabkan infeksi," kata dia.

Sebelum Anda menempatkan diri dalam situasi berisiko tinggi, Bromage menyarankan untuk bertanya pada diri sendiri, "Apakah ada terlalu banyak orang di sini dan berapa banyak waktu yang telah mereka habiskan di sini? Apakah ada pembicara yang keras? Bernyanyi atau berteriak? Berapa jumlah orang di daerah saya yang sebenarnya terinfeksi?"

"Jika Anda berada di lingkungan dengan banyak orang, Anda juga harus menilai perubahan apa yang dilakukan pemilik bisnis untuk menurunkan risiko penyebaran virus," katanya.

"Jika Anda memilih untuk bertemu orang lain, Anda juga harus mempertimbangkan tingkat paparan dan status kesehatan mereka. Tanyakan kepada teman atau keluarga Anda di mana mereka berada, seberapa sering mereka pergi ke toko dan apakah mereka telah tinggal di rumah," saran Dr. Henry Raymond, ahli epidemiologi dan profesor di Universitas Rutgers.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement