REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pandemi Covid-19 telah mengubah dunia. Industri perhotelan menjadi salah satu sektor yang terpukul. Beberapa hotel di AS harus melakukan penyesuaian agar dapat bertahan di tengah pandemi ini.
American Hotel & Lodging Association (AHLA) merekomendasikan membatasi prasmanan, tetapi jika dengan model menawarkan, maka petugas harus mengenakan masker. Remington Hotels beralih dari prasmanan ke pengaturan tempat duduk terbuka di area luar ruangan.
“Banyak restoran di hotel akan tetap ditutup atau membatasi kapasitas. Jika tetap ditutup, hotel akan menawarkan layanan pengiriman kamar, beberapa melalui sistem pengiriman robot, atau layanan ambil dan pergi cepat,” kata Kim.
Restoran hotel tidak lagi menyediakan menu kertas dan beralih ke digital di dinding atau melalui ponsel pelanggan. Pembayaran akan dilakukan di sisi meja di terminal kartu kredit seluler yang sudah disanitasi, seperti di InterContinental Los Angeles Downtown.
Hotel-hotel lain semakin kreatif. Menu layanan kamar sedang diperluas, pengiriman makanan dilakukan dengan mengetuk pintu dan meletakannya, pemesanan dilakukan melalui telepon seluler pelanggan, seperti yang ditawarkan di lebih dari 3.200 hotel Marriott.
Banyak area olahraga dan rekreasi ditutup atau beroperasi dengan kapasitas terbatas. Beberapa hotel membatasi kolam hingga setengah dari jumlah normal orang yang diizinkan berenang. “Mirip dengan tamu yang membuat janji pijat, hotel sekarang mungkin memerlukan pemesanan di muka untuk menggunakan lapangan tenis, kolam renang, spa, dan fasilitas lainnya,” kata CEO agen perjalanan mewah MilesAhead, Rob Karp.
Pada September, setiap hotel Hyatt akan memiliki setidaknya satu orang yang dilatih sebagai manajer kebersihan. Suhu staf akan diambil sebelum shift dimulai. Sandals Resorts tidak memperbolehkan staf untuk mengenakan seragam saat bepergian ke dan dari tempat kerja dan juga meningkatkan protokol keselamatan.