Senin 25 May 2020 14:00 WIB

6 Penyebab Gangguan Pencernaan Selama Pandemi Covid-19 (1)

Saat pandemi Covid-19, gangguan pencernaan sangat mungkin terjadi.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Sakit perut (Ilustrasi). Kenali penyebab gangguan pada perut selama pandemi Covid-19.
Foto: Musiron/Republika
Sakit perut (Ilustrasi). Kenali penyebab gangguan pada perut selama pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah memengaruhi setiap aspek kehidupan. Dalam masa isolasi mandiri, bahkan kebiasaan buang air besar juga telah berubah.

Secara khusus, NHS Inggris telah memperingatkan gangguan pencernaan selama masa karantina. Salah satunya, sembelit yang sering kali disebabkan oleh tidak cukup asupan serat, kurang minum air putih, perubahan pola makan, stres atau kecemasan, dan efek samping obat-obatan.

Baca Juga

Demikian juga terkait masalah perut dan diare yang dianggap sebagai gejala infeksi virus corona tipe baru penyebab Covid-19. Dilansir laman The Sun, berikut beberapa penyebab masalah perut yang mungkin banyak orang dialami selama karantina mandiri.

Pola makan

Sering mengemil dapat membuat kondisi perut terganggu. Pola makan memainkan peran besar dalam jenis pergerakan usus.

Secara khusus, jika tidak makan banyak serat yang ada dalam buah dan sayuran, misalnya, maka kemungkinan terjadi sembelit. Serat sangat penting karena dapat membuat kotoran lebih mudah untuk melewati usus.

Makanan berserat tinggi, termasuk buah-buahan dan sayuran segar, bekatul, dan sereal, serta roti gandum baik untuk pencernaan.

Latihan fisik

Berlari atau bersepeda kemungkinan menjadi latihan yang sudah sulit dilakukan di masa pandemi. Rutinitas olahraga pun telah berubah secara drastis.

Ketika kurang berolahraga, pergerakan usus bisa terdampak. Latihan aerobik, yang dapat meningkatkan detak jantung serta pernapasan, sejatinya juga bisa menyebabkan pergerakan alami usus dan membuat buang air besar lebih cepat dan mudah.

Semua jenis olahraga mulai dari berjalan, yoga, lari hingga berenang, efektif untuk menjaga saluran pencernaan tetap sehat. Kabar baiknya, banyak latihan yang bisa diikuti melalui streaming yang memungkinkan orang tetap berolahraga di rumah.

Alkohol

Minuman keras mungkin berdampak pada pergerakan usus. Konsumsi alkohol tidak hanya menyebabkan dehidrasi, tetapi juga mengurangi peristaltik atau pergerakan usus untuk buang air besar.

"Minuman keras juga dapat menyebabkan iritasi pada lambung dan usus serta menimbulkan rasa sakit, kembung, dan refluks," kata Jean Marie Houghton, seorang ahli pencernaan UMass Memorial Health Care kepada HuffPost.

Jika sulit buang air besar, cobalah menambah asupan air di siang hari. NHS menyarankan untuk minum enam hingga delapan gelas cairan per hari atau sekitar tiga atau empat botol air 500 ml.

Konsumsi susu rendah lemak dan minuman bebas gula serta breakfast tea, kopi, dan teh herbal, bisa dipertimbangkan sesuai rekomendasi tenaga kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement