Jumat 15 May 2020 03:05 WIB

Dapat THR Tahun Ini, Dipakai untuk Apa?

THR tahun ini kemungkinan besar tidak dipakai untuk mudik atau salam tempel.

THR tahun ini kemungkinan besar tidak dipakai untuk mudik atau salam tempel (Foto: ilustrasi THR)
Foto: Mgrol101
THR tahun ini kemungkinan besar tidak dipakai untuk mudik atau salam tempel (Foto: ilustrasi THR)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tunjangan Hari Raya (THR) setiap tahun selalu dinanti-nanti. Tambahan pemasukan ini biasanya dipakai untuk menambah biaya mudik ke kampung halaman, atau memberi salam tempel untuk saudara cilik.

Namun, Ramadhan tahun ini berbeda karena dijalankan di tengah pandemi COVID-19 di mana pendapatan sebagian orang terhambat atau terputus akibat pembatasan sosial. Lantas, perlukah THR tahun ini tetap dipakai untuk belanja keperluan Lebaran?

Baca Juga

Perencana keuangan, Metta Anggriani, menyarankan sebaiknya THR ditabung demi berjaga-jaga menanti akhir pandemi yang tidak bisa diprediksi. Akibat pandemi, banyak pengeluaran Ramadhan yang bisa ditekan karena mobilitas terbatas, seperti biaya buka puasa bersama di luar rumah, belanja, jajan saat ngabuburit dan mudik.

"Kalau masih ada THR, lebih bagus dialihkan ke tabungan untuk antisipasi ketidakpastian yang masih berlangsung," kata Metta dalam bincang-bincang daring, Kamis (14/5).

Artinya, kebiasaan finansial selama Ramadan berubah 180 derajat karena pandemi ini yang memaksa fokus pada kebutuhan pokok saja, yaitu kesehatan. Porsi belanja Ramadhan berkurang banyak, sehingga porsi menabung seharusnya bisa ditingkatkan.

Dengan menekan belanja Lebaran dan sehari-hari, kebutuhan yang dulunya harus dipenuhi dari gaji dan THR bisa dibiayai hanya lewat gaji. Jika memang THR harus dipakai, pangkaslah biaya belanja Lebaran agar ada sisa yang dapat ditabung.

Dihubungi terpisah, perencana keuangan Shinta Ratnamurti, mengatakan, THR adalah bonus yang tidak tetap karena dikucurkan tidak setiap bulan. Jika THR ingin dinikmati dan dibelanjakan, misalnya untuk berbagi rezeki kepada orangtua dan saudara, dia menyarankan untuk mengalokasikan maksimal 20 persen dari THR dan sisanya harus ditabung.

Namun, ada orang-orang yang dari jauh hari sudah punya rencana membelanjakan bonus tersebut. Misalnya ada yang masukin sekolah anak dengan rencana bayar pakai THR, dengan kata lain, THR sudah ada plotnya.

"Kalau THR sudah ada plotnya, mungkin belum bisa dinikmati karena ada utang yang harus dibayar," kata Shinta.

Bila itu yang terjadi, selesaikan utang-utang tersebut dengan THR yang didapat. Setelah semua urusan utang rampung, sebaiknya THR disimpan untuk dana darurat yang dipakai hanya untuk kebutuhan mendesak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement