Kamis 14 May 2020 13:22 WIB

Pentingnya Seimbangkan Produktivitas dan Mental Selama WFH

WFH sangat mungkin mempengaruhi kesehatan fisik dan mental.

Bekerja dari rumah atau wok from home, (Foto: ilustrasi, Work from Home)
Foto: Wallpapaer Flare
Bekerja dari rumah atau wok from home, (Foto: ilustrasi, Work from Home)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bekerja dari rumah (work from home/WFH) kini menjadi hal yang lumrah dilakukan, menyusul merebaknya wabah virus corona di banyak belahan dunia. Di balik kemudahan dan keuntungan bekerja dari rumah, WFH juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental pekerja.

Bekerja dari rumah berpotensi membuat pekerja mudah lelah hingga merasa cemas dan stres. Di rumah pasalnya pekerja masih harus mengatur urusan pekerjaan maupun rumah.

Baca Juga

Menurut Pakar Produktivitas Google, Laura Mae Martin dalam konferensi virtual bersama Google, Kamis (14/5), terdapat pola pikir di mana pekerja biasanya menganggap bahwa menjadi produktif sama dengan bekerja sepanjang waktu. "Definisi produktif saat WFH, banyak orang berpikir bagaimana mereka menjalani hari mereka dengan melakukan dan menyelesaikan pekerjaannya tanpa istirahat," kata Laura.

Jam kerja yang terkadang menjadi tidak menentu karena waktu kerja yang semakin "abu-abu" saat dilakukan di rumah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pola pikir tersebut. "Bekerja secara iregular (tidak teratur) membuat orang-orang tidak tahu kapan mereka harus selesai dan memulai pekerjaan, dimana untuk periode yang panjang, mungkin menjadi tidak efektif," jelas dia.

Salah satu cara membuat energi tersalurkan secara efektif ketika bekerja dari rumah, adalah dengan mengadopsi beberapa kebiasaan lama. "Mengadopsi mentalitas seperti untuk tidak harus online sepanjang waktu juga hal yang baik, pun dengan adanya rapat-rapat yang dilakukan dalam 1-2 hari saja tiap minggu, alih-alih harus rapat setiap hari," kata Laura.

"Ada batas tertentu untuk itu, dan yang terpenting adalah bagaimana kita menemukan keseimbangan tersebut dan berpegangan ke situ," lanjut ibu dengan anak perempuan itu.

Lebih lanjut, wanita yang telah 10 tahun berkarier di Google itu mengatakan merasa letih dan tidak bersemangat bekerja selama WFH adalah hal yang cukup wajar. Cara termudah, menurut dia, adalah bagaimana memanfaatkan rasa malas tersebut untuk melakukan sesuatu yang sifatnya tidak terlalu penting terlebih dahulu, dan berpikir sederhana untuk melakukan pekerjaan yang ada.

"Selain itu, membuat kebiasaan baru, juga akan membentuk pikiran bagaimana kita bisa memanfaatkan hal tersebut di tengah situasi ini," ujar Laura yang tengah berada di North Calorina, Amerika Serikat itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement