Rabu 13 May 2020 17:34 WIB

BKKBN Kalteng: Tunda Rencana Kehamilan Selama Pandemi

Risiko ibu hamil muda terinfeksi virus corona besar karena imunitas sedang turun.

Pasangan suami istri (ilustrasi). Pasangan usia subur disarankan agar menunda kehamilan selama pandemi Covid-19.
Foto: Republika/Mardiah
Pasangan suami istri (ilustrasi). Pasangan usia subur disarankan agar menunda kehamilan selama pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Tengah menyarankan pasangan suami istri menunda rencana kehamilan selama pademi Covid-19. Seruan itu dianggap penting guna mencegah risiko kerentanan terpapar penyakit akibat infeksi virus corona tipe baru.

"Kami sarankan kepada pasangan usia subur agar menunda kehamilan ditunda dulu. Usia hamil muda ini sangat rentan tertular Covid-19," kata Kepala Perwakilan BKKBN Kalteng, Mhd Irzal di Palangka Raya, Rabu.

Irzal mengungkapkan, salah satu penyebab ibu hamil muda rentan terpapar Covid-19 ialah karena imunitas atau daya tahan tubuhnya menurun akibat dampak kehamilan. Rata-rata orang hamil muda akan mual-mual, muntah, pusing, bahkan ada yang susah makan. Kondisi ini menyebabkan tubuh kurang asupan gizi. Lebih jauh, itu akan berdampak pada penurunan imun tubuh.

"Mengutip pernyataan bapak Kepala BKKBN RI, karena orang hamil itu diciptakan dengan daya tahan tubuh yang menurun, jika ditambah faktor negatif dari luar maka imun tubuh akan turun," kata Irzal.

Di samping itu, Irzal mengungkapkan, sekitar 5 persen hingga 15 persen perempuan yang hamil muda rentan mengalami keguguran. Saat pendemi ini, jika mengalami keguguran atau gangguan kehamilan, penanganannya juga tidak akan optimal karena adanya pembatasan sosial.

"Untuk itu, jadi lebih baik tunda hamil dulu," kata Irzal.

Bagi sedang hamil, para calon ibu diserukan untuk istirahat di rumah guna menghindari kemungkinan paparan Covid-19 saat berada di luar rumah. Di lain sisi, saat ini BKKBN Kalteng tengah mengantisipasi ledakan angka kelahiran atau baby boom pasca pandemi Covid-19.

"Pandemi Covid-19 akan berdampak terhadap meningkatnya jumlah angka kelahiran penduduk. Soalnya, kebanyakan warga berada di rumah. Meski demikian, kita tetap melakukan pembinaan dan edukasi kepada masyarakat bahwa untuk mengurangi angka kelahiran, pasangan suami istri bisa memakai alat kontrasepsi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement