REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kalangan perokok lebih rentan terhadap Covid-19. Hal itu terungkap melalui sebuah tinjauan studi para ahli kesehatan masyarakat yang disponsori WHO.
“Covid-19 adalah penyakit menular yang terutama menyerang paru-paru. Merokok merusak fungsi paru-paru sehingga membuat tubuh lebih sulit melawan virus corona dan penyakit lainnya,” kata WHO dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Anadolu Agency, Rabu (13/5).
WHO memperingatkan para peneliti, ilmuwan, dan media agar tidak memperkuat klaim bahwa tembakau atau nikotin dapat mengurangi risiko Covid-19. Hal itu merupakan respons WHO setelah adanya beberapa penelitian yang menyebut jumlah pasien Covid-19 lebih banyak kalangan bukan perokok dibandingkan perokok.
Sebelumnya, sebuah tim peneliti meneliti 482 pasien Covid-19 di Rumah Sakit Pitie-Salpetriere di Paris, Prancis, pada 28 Februari-9 April. Hasilnya menunjukkan hanya lima persen dari total pasien yang diteliti merupakan perokok.
New England Journal of Medicine juga sempat meneliti 1.099 pasien Covid-19. Dalam hasil yang diterbitkan pada akhir Maret lalu, mereka menemukan hanya 12,6 persen dari pasien-pasien tersebut yang merupakan perokok.
Menurut WHO, tembakau membunuh lebih dari 8 juta orang secara global setiap tahun. Lebih dari 7 juta di antaranya berasal dari penggunaan tembakau langsung. Kemudian, 1,2 juta lainnya karena nonperokok yang terpapar pasif.