REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Masa kecil yang tidak bahagia berpotensi memicu masalah jantung ketika seseorang dewasa. Temuan kesehatan tersebut terungkap dalam studi baru yang digagas oleh para peneliti dari Universitas Northwestern, Chicago, Amerika Serikat.
Hasil studi telah dipublikasikan di Journal of American Heart Association. Menurut riset, masa kecil yang buruk ditandai dengan adanya pengalaman traumatis, pelecehan, penelantaran, atau anak yang tumbuh dengan disfungsi keluarga.
Individu yang semasa kecil mengalaminya berisiko tinggi mengidap penyakit jantung ketika berusia 50-60 tahun. Selama periode tindak lanjut 30 tahun, lebih dari 50 persen berisiko mengidap penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung atau stroke.
Tim peneliti menerapkan studi longitudinal terhadap lebih dari 3.600 peserta. Periset mengklaim, ini adalah penelitian pertama untuk menggambarkan lintasan penyakit kardiovaskular dan kematian berdasarkan lingkungan keluarga dengan rentang tahun yang jauh.
Penelitian mengaitkan kondisi lingkungan psikososial masa kanak dengan penyakit kardiovaskular dan mortalitas pada usia paruh baya. Studi pengembangan risiko arteri koroner pada dewasa muda (CARDIA) digunakan untuk menganalisis peserta sejak 1985-1986 hingga 2018.
Untuk mendapatkan gambaran meluas tentang lingkungan keluarga peserta studi, mereka diminta menjawab sejumlah pertanyaan dalam survei. Dari situ terungkap apakah individu merasa dicintai, didukung, dan dirawat, atau justru dihina, disakiti, dan diancam.
Anak-anak yang mengalami kesulitan akibat disfungsi keluarga cenderung memiliki tingkat stres seumur hidup. Sebagian besar tumbuh menjadi perokok, sering gelisah, depresi, dan menerapkan gaya hidup tidak sehat yang bertahan hingga usia dewasa.
Kebiasaan itu dapat menyebabkan peningkatan indeks massa tubuh (BMI), diabetes, peningkatan tekanan darah, disfungsi pembuluh darah, dan peradangan. Kebiasaan merokok pun memiliki kaitan langsung dengan penyakit kardiovaskular.
"Populasi orang dewasa ini jauh lebih mungkin menunjukkan perilaku berisiko, misalnya menggunakan makanan sebagai mekanisme penanggulangan, yang dapat menyebabkan masalah dengan berat badan dan obesitas," kata penulis studi, Jacob Pierce.
Mahasiswa kedokteran tahun keempat di Sekolah Kedokteran Feinberg, Universitas Northwestern itu mengatakan, studi butuh dukungan penelitian lebih lanjut. Dia menyarankan orang dewasa yang merasa memiliki faktor risiko menjalani konseling untuk mengatasi stres.
Penulis senior studi Joseph Feinglass, mengatakan pengalaman masa kanak-kanak memiliki efek abadi pada kesehatan mental dan fisik seseorang. Dia menyayangkan masih banyak anak-anak di Amerika yang menderita akibat pelecehan dan disfungsi keluarga.
Secara berulang, kondisi demikian menyebabkan banyak masalah kesehatan dan gangguan fungsi sosial. Profesor penelitian kedokteran dan pengobatan pencegahan di Feinberg itu menyerukan untuk menghentikan bentuk kekerasan dan pelecehan terhadap anak.
"Dukungan sosial dan ekonomi untuk anak-anak muda di Amerika Serikat yang cukup rendah menurut standar negara-negara maju lainnya, justru sangat krusial daripada semua program sosial," ungkapnya, dikutip dari laman Psych Central.