REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua anak di New York, Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah meninggal karena sindrom peradangan yang diyakini terkait dengan Covid-19. Dua kasus terbaru ini menambah daftar anak yang meninggal akibat sindrom Covid-19, setelah sebelumnya bocah laki-laki berusia lima tahun juga meninggal pada Jumat (8/5).
"Jadi ada tiga anak di New York telah meninggal karena sindrom yang terkait dengan Covid-19," kata Gubernur New York Andrew Cuomo, dilansir Today, Ahad (10/5).
Kasus ini kembali membuka fakta baru terkait Covid-19 yang selama ini dianggap tidak begitu berbahaya bagi anak-anak dan remaja. Rumah sakit setempat juga telah mengidentifikasi setidaknya 73 kasus dari sindrom inflamasi multigejala pada anak, di antara balita dan anak usia sekolah dasar di New York.
Secara nasional, hampir 100 anak telah didiagnosis dengan kondisi tersebut. Mereka tersebar di tujuh negara bagian lain seperti, Kalifornia, Delaware, Louisiana, Massachusetts, New Jersey, Pennsylvania, dan Washington.
Sindrom inflamasi multisistem pediatrik dapat mencerminkan gejala penyakit radang lainnya, seperti penyakit Kawasaki, yaitu peradangan yang dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang pada jantung, dan sindrom mirip syok toksik.
"Ini adalah presentasi Covid-19 yang sangat langka dan sebelumnya tidak diketahui pada anak-anak," kata Mount Sinai Health System dalam sebuah pernyataa tentang kematian bocah lima tahun pada Jumat, sekaligus menjadi kematian pertama di AS yang diketahui akibat sindrom tersebut.
Namun demikian, tidak semua anak-anak dengan kondisi ini telah didiagnosis dengan Covid-19. Para dokter pada konferensi pers dengan pejabat di Westchester County, New York, pada hari Jumat mengatakan beberapa anak tidak mengalami gejala hingga sebulan setelah terpapar virus.
Cuomo mengatakan, Departemen Kesehatan Negara Bagian New York sedang menyelidiki lonjakan kasus. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Federal juga telah menugaskan Departemen Kesehatan setiap negara bagian untuk mengembangkan pedoman nasional bagi rumah sakit di AS yang mungkin menangani kasus serupa.
Pusat Genome New York dan Universitas Rockefeller akan bermitra dengan Departemen Kesehatan negara bagian untuk mempelajari dasar genetik penyakit ini agar dapat lebih memahami asal-usulnya dan bagaimana pengaruhnya terhadap anak-anak.
Pejabat kesehatan New York juga mengimbau orang tua untuk segera memeriksakan anaknya anaknya jika memiliki gejala berikut:
- Demam yang berkepanjangan lebih dari lima hari.
- Kesulitan memberi makan (bayi) atau terlalu sakit untuk minum cairan.
- Menderita sakit perut, diare, atau muntah.
- Warna kulit berubah menjadi pucat, tidak merata, dan atau biru.
- Nyeri dada atau jantung berdebar kencang.
- Frekuensi urine berkurang.
- Gampang lesu atau mudah marah.