Ahad 10 May 2020 03:23 WIB

Anak Rasakan Kulit Seperti Terbakar, Gejala Covid-19?

20 anak di Inggris mengalami gejala penyakit yang membuat kulitnya seperti terbakar.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
 Petugas kesehatan memakai alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien di unit Perawatan Intensif di Rumah Sakit Royal Papworth di Cambridge, Inggris, Selasa (5/5). Inggris mencatat ada 20 pasien anak yang mengalami gejala penyakit seperti Kawasaki. Belum jelas apakah ada keterkaitannya dengan Covid-19.
Foto: EPA-EFE / NEIL HALL
Petugas kesehatan memakai alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien di unit Perawatan Intensif di Rumah Sakit Royal Papworth di Cambridge, Inggris, Selasa (5/5). Inggris mencatat ada 20 pasien anak yang mengalami gejala penyakit seperti Kawasaki. Belum jelas apakah ada keterkaitannya dengan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak gejala yang ditimbulkan ketika tubuh terinfeksi virus corona tipe baru, penyebab Covid-19. Orang bisa mengalami demam, batuk hingga kehilangan kemampuan membaui dan mengecap.

Selain itu, belakangan ditemukan kondisi baru yang diduga terkait Covid-19, yaitu penyakit seperti Kawasaki. Kondisi ini dapat menyebabkan ruam dan lidah menjadi merah cerah.

Baca Juga

Kondisi itu umumnya menyerang anak-anak di Inggris. Dikutip laman The Sun, Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris telah menyerukan para dokter untuk mewaspadai “sindrom inflamasi” mirip Kawasaki itu.

Sampai saat ini, penyakit Kawasaki diketahui sebagai penyakit misterius yang menyebabkan dinding arteri meradang. NHS Inggris mengatakan, ada 20 anak di Inggris yang tengah dirawat intensif untuk keluhan seperti penyakit Kawasaki.

Sementara itu, Sunil Sood, seorang dokter di Cohen Children's Medical Center di New York, AS juga telah merawat lima hingga enam kasus kondisi seperti itu selama tiga pekan terakhir. Sederhananya, anak-anak merasakan kulit mereka seperti terbakar.

"Mereka datang dengan penurunan tekanan darah tiba-tiba atau syok, penurunan tiba-tiba fungsi otot jantung, yaitu miokarditis (radang jantung). Cara kami akan menjelaskannya kepada orang tua adalah setiap pembuluh darah di tubuh seolah terbakar," ujarnya.

photo
Gejala terbaru Covid-19 menurut CDC AS. - (Republika)

Sood menjelaskan bahwa beberapa pasiennya itu juga memiliki masalah pernapasan. Tetapi, kondisi meraka tidak separah seperti yang terlihat pada orang dewasa positif Covid-19.

Penyakit Kawasaki menyebabkan dinding arteri meradang, demam, kulit mengelupas, dan nyeri sendi. Hal ini memengaruhi anak-anak hingga usia lima tahun. Meski begitu, Sood juga mengatakan sebagian besar pasien yang mengalami kondisi langka baru itu sudah remaja.

"Kita semua bertanya-tanya, mengapa anak-anak yang agak lebih tua ini, lebih tua dari usia biasanya, terlihat mengalami penyakit Kawasaki," kata dia.

Dokter lain yang merawat pasien dengan "sindrom inflamasi" itu juga mengeklaim bahwa pasiennya berusia antara dua hingga 18 tahun. Damien Bonnet, kepala kardiologi pediatrik di Rumah Sakit Necker, mengatakan bahwa para pasien telah menunjukkan serangkaian gejala, termasuk gastrointestinal, pernapasan, dan juga masalah jantung.

Kendati penyakitnya tampak menakutkan, sebagian besar bisa sembuh tanpa masalah serius. Tanda kawasaki ini, seperti ruam, pembengkakan kelenjar di leher, bibir kering dan pecah-pecah, jari tangan atau kaki merah, dan mata merah

 

Peringatan NHS

NHS pertama kali memperingatkan tentang kenaikan angka gejala ini pada anak-anak dengan tumpang tindih sindrom syok toksik (TSS) dan penyakit Kawasaki yang tidak lazim. TSS adalah tempat bakteri masuk ke dalam tubuh dan melepaskan racun berbahaya yang menyebabkan suhu dan gejala seperti flu, mual dan muntah, serta kehilangan kesadaran dalam kasus yang parah.

Sementara itu, penyakit Kawasaki menyebabkan peradangan pada jantung dan dapat menyebabkan aneurisma, serangan jantung, dan penyakit jantung. Dalam kasus yang jarang terjadi, pasien dengan penyakit Kawasaki dapat mengalami pendarahan internal jika aneurisma pecah.

Menteri Kesehatan Matt Hancock mengakui kekhawatirannya tentang laporan serangkaian gejala yang jarang tetapi serius pada anak-anak tersebut. Memang tidak semua anak-anak dengan kondisi baru ini dinyatakan positif virus corona, jadi belum jelas apakah ada tautan langsung dengan Covid-19.

Public Health England pun terus menyelidiki kasus ini. Direktur medis NHS Inggris Prof Stephen Powis sempat menyatakan terlalu dini untuk mengatakan apakah ada kaitannya dengan virus Covid-19.

Kepala Petugas Kesehatan Inggris, Prof Chris Whitty, mengatakan bahwa ini adalah situasi yang langka. Di lain sisi, ia tak heran jika penyebabnya adalah virus, setidaknya dalam beberapa kasus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement