Sabtu 09 May 2020 16:00 WIB

Mengapa AS tak Rekomendasikan Face Shield untuk Bayi?

Face shield dipakaikan pada bayi yang sedang dirawat di Bangkok, Thailand.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Bayi mengenakan pelindung muka atau face shield.
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Bayi mengenakan pelindung muka atau face shield.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah rumah sakit di Bangkok memakaikan face shield untuk bayi yang baru lahir untuk melindungi para bayi dari penularan Covid-19. Di Amerika Serikat, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) tidak merekomendasikan penggunaan face shield pada bayi.

Praram 9 Hospital di Bangkok memakaikan face shield pada bayi yang sedang dirawat oleh petugas medis. Selain itu, para perawat juga menggunakan masker ketika merawat bayi.

Baca Juga

Di rumah sakit ini, orang tua tidak diperkenankan untuk berkontak langsung dengan bayi mereka. Orang tua hanya diperbolehkan untuk melihat dan mengambil foto bayi mereka melalui jendela kaca.

Di Amerika Serikat, penggunaan face shield pada bayi bukanlah upaya pencegahan Covid-19 yang direkomendasikan CDC saat ini. Alasannya, hingga saat ini belum ada data yang menunjukkan bahwa penggunaan face shield dapat melindungi bayi dari Covid-19.

"Tak ada data yang mendukung penggunaan face shield bayi untuk memberikan perlindungan terhadap Covid-19 atau penyakit pernapasan lainnya," jelas CDC, seperti dilansir Fox News.

Faktanya, CDC mengatakan penggunaan face shield justru dapat meningkatkan beberapa risiko yang membahayakan bayi. Termasuk di antaranya adalah sindrom kematian mendadak, kesulitan napas, dan tercekik pada bayi.

Seperti diketahui, bayi bergerak, bergeser, dan menggeliat cukup sering ketika tidur. Dalam kondisi yang banyak bergerak seperti ini, ada kemungkinan penggunaan face shield dapat menghalangi masuknya udara ke hidung dan mulut bayi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement