VIVA – Sebelum meninggal dunia, Didi Kempot diketahui sedang mempersiapkan konser bertajuk Konser Ambyar Tak Jogeti yang direncanakan berlangsung pada 14 November 2020 di Stadion Gelora Bung Karno.
Konser yang diadakan untuk memperingati 30 tahun Didi Kempot berkarya itu semula dijadwalkan pada 10 Juli 2020, namun terpaksa harus mundur karena merebaknya virus corona. Namun, kepulangan Didi Kempot ke pangkuan Ilahi membuat konser tersebut terancam pelaksanaannya.
Akun Instagram resmi konser @Ambyar Tak Jogeti pada Selasa pagi mengunggah sebuah foto Didi Kempot yang berbusana Jawa, dengan menulis ucapan belasungkawa di kolom keterangan.
"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.. selamat jalan Pakde Didi Kempot, penyanyi, seniman legendaris yang menginspirasi dan menaikkan pamor lagu daerah dan seniman tradisional," tulis akun tersebut.
"Rencana pertemuan di Stadion Utama GBK yang kita undur, ternyata benar-benar 'diundur' oleh takdir. Terima kasih untuk semua karya-karyamu yang menghibur, membanggakan, dan abadi. Terima kasih atas seluruh keteladan pribadimu untuk masyarakat Indonesia. .
Sugeng tindak Sang Legenda Lord of Broken Heart, yang membuat hati kami semua benar-benar ambyar atas kepulanganmu ???? .
Doa kami semua menyertaimu...." tambahnya.
Dii akhir keterangan foto, mereka menuliskan "Kami akan segera mengupdate untuk kelanjutan konser Ambyar Tak Jogeti.”
Netizen merespons unggahan tersebut dan membanjiri kolom komentar seraya berharap konser tersebut tetap diadakan.
"jangan dicancel min.. biar nanti dilanjutkan oleh musisi2 lain. Ini bs jd persembahan untuk almarhum min," pinta warganet.
"Semoga konsernya ttp terlaksana ya min... bikin konsep inmemoriam seperti konser alm chrisye. karna ini konser 30thn musisi."
"Konser tetep lanjut aja min sebagai konser tribute to Pakde / konser kenangan Pakde dengan mengundang musisi2 Jawa dan musisi dari kalangan lainnya," tulis warganet lainnya.
Netizen lain juga berkomentar dan berharap agar konser tersebut tetap dilaksanakan untuk mengenang dan juga sebagai bentuk apresiasi terhadap karya-karya Didi Kempot.
Laporan: Dion Yudhantama