REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Seorang dokter yang bekerja di rumah sakit untuk perawatan pasien Covid-19 di Maharashtra, India telah mengungkapkan tugas berat dan tantangan yang mereka hadapi dalam mengumpulkan sampel swab dari pasien yang dicurigai terinfeksi virus corona jenis baru. Proses pengumpulan sampel swab tidak memakan waktu lebih dari 30 hingga 40 detik, tetapi itu adalah pekerjaan berisiko tinggi, menurut Dr Pushkar Dahiwal.
"Kami bekerja selama tiga hari dan kemudian tetap dikarantina selama 14 hari," kata Dahiwal dilansir Times Now News, Rabu (29/4).
Dahiwal bertugas mengumpulkan 80 hingga 100 sampel swab dalam sehari di rumah sakit pemerintah di Aurangabad. Selama enam jam bertugas, dokter harus tetap memakai alat pelindung diri (APD) dan di tengah pekerjaan yang serba cepat, mereka bahkan tidak mendapat kesempatan untuk minum air.
"Kami harus menyelesaikan pekerjaan dalam waktu singkat untuk menghindari kontak dengan pasien dan juga dengan mereka yang datang untuk memberikan sampel usap mereka," kata dokter tersebut.
Tongkat sepanjang 10 hingga 12 cm digunakan untuk mengambil sampel dari tenggorokan seseorang. Sementara itu, tongkat yang digunakan untuk mengumpulkan sampel dari hidung relatif lebih panjang dan lebih tipis.
"Kami harus menyelesaikan pengumpulan sampel sebelum orang tersebut batuk atau bersin. Sebagai seorang dokter gigi, saya memiliki pengalaman praktik menangani daerah mulut pasien," katanya.
Dahiwal juga mengatakan bahwa kadang-kadang mereka perlu memberi saran pada para suspect virus corona karena beberapa dari mereka mengira mereka tidak terinfeksi, tetapi khawatir telah terinfeksi. Beberapa orang berpikir tes itu sesuatu yang berbeda dan berbahaya. Tapi, Dahiwal menjelaskan prosedurnya kepada mereka sehingga tidak perlu mengumpulkan sampel lain dari mereka.
Perawat dan staf pendamping lainnya juga harus tetap waspada karena sampel swab harus segera disegel dan disimpan di fasilitas penyimpanan yang tepat.
"Jika sampel swab jatuh, itu akan menjadi masalah. Semua hal ini harus diselesaikan dalam rentang waktu yang sangat singkat. Jadi, tidak ada ruang untuk kesalahan," ujar Dahiwal yang pernah merawat pasien serangan 26/11 pada 2008 di Saint George Hospital, Mumbai.