Rabu 29 Apr 2020 14:32 WIB

Springsteen: Pandemi Perlihatkan Realitas Vs Mimpi Amerika

Bruce Springsteen singgung ketidaksetaraan kekayaan dan kesehatan di masa pandemi.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Penyanyi Bruce Springsteen konsisten mengkritisi kesenjangan sosial di Amerika, termasuk saat pandemi Covid-19.
Foto: EPA/ARNE DEDERT
Penyanyi Bruce Springsteen konsisten mengkritisi kesenjangan sosial di Amerika, termasuk saat pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW JERSEY -- Pandemi Covid-19 telah menjadi masalah global. Di mata penyanyi Amerika Serikat, Bruce Springsteen, pandemi ini telah memperlihatkan perbedaan antara mimpi Amerika alias "American dream" dan realitas Amerika.

Setidaknya, hal itu disebutkannya dalam lirik lagu terbarunya, "Bruce Springsteen: From His Home, To Yours … Part 2" yang disiarkan pada 24 April lalu melalui radio. Dilansir laman USA Today, Rabu (29/4), dia berbagi pemikirannya tentang implikasi politik dari pandemi melalui lagu barunya itu. Tayangan itu disiarkan dari rumah Springsteen di Colts Neck, New Jersey.

Baca Juga

"Ada opini editorial yang terbit di New York Times beberapa waktu lalu. Saya sarankan setiap orang Amerika yang peduli tentang negaranya untuk membacanya. Judulnya "The America We Need". Sekarang izinkan saya bacakan cuplikannya,” kata dia.

Springsteen pun mengutip pernyataan presiden ke-32 Amerika Serikat, Franklin Delano Roosevelt soal kebebasan dari kemelaratan. Ia mengingatkan pentingnya kesempatan untuk mencari nafkah, kehidupan yang layak sesuai dengan standar waktu itu. Kehidupan yang membuat pria dan wanita tidak hanya cukup untuk hidup, tetapi memiliki sesuatu tujuan hidup.

“Sekarang pandemi saat ini menunjukkan ketidaksetaraan dalam kekayaan dan kesehatan yang mengganggu bangsa kita. Di Michigan, yang sangat terpukul oleh virus corona, Afrika-Amerika merupakan 14 persen dari populasi, tetapi mereka menyumbang 40 persen dari kematian akibat penyakit ini,” kata dia.

Springsteen juga beranggapan, akibat pandemi ini, begitu banyak orang Amerika yang kehilangan haknya, tidak memiliki kebebasan penting untuk melindungi hidupnya sendiri dan kehidupan keluarga mereka. Pandemi ini, menurut dia, telah menunjukkan kesenjangan besar antara mimpi Amerika kita dan kenyataan Amerika. Kesenjangan antara Amerika saat ini versus cita-cita yang diabadikan dalam dokumen para pendiri.

"Sekarang itu hanya sebagian kecil dari editorial dan saya harap saya tidak melakukan hal yang merugikan. Tapi yang saya tahu adalah, di sini, di awal abad ke-21, di Paterson dan kota-kota New Jersey lainnya, di Michigan, di pedesaan Amerika, dan di seluruh Amerika Serikat, kenyataan ini sangat membuat frustrasi, seperti yang dikatakan oleh Marvin Gaye yang agung. Kita harusnya bersuara," kata Springsteen

Ungkapan "Mimpi Amerika versus Realita Amerika" tidak muncul dalam editorial New York Times tanggal 9 April yang dirujuk oleh Springsteen. Tetapi tentu saja idenya ada di sana.

Springsteen telah menjelajahi tema-tema kesenjangan sosial sepanjang karier musiknya, dimulai dengan sungguh-sungguh dengan lagu "Darknesss on the Edge of Town” pada 1978.

"Saya telah menghabiskan hidup saya untuk menilai jarak antara realitas Amerika dan impian Amerika," kata Springsteen pada konferensi pers "Wrecking Ball" 2012 di Paris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement