Kamis 16 Apr 2020 15:56 WIB

Terapi Transfusi Plasma Darah untuk Covid-19

Dokter optimistis dengan transfusi plasma untuk penyembuhan Covid-19.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Labu darah. Dokter optimistis dengan transfusi plasma untuk penyembuhan Covid-19.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Labu darah. Dokter optimistis dengan transfusi plasma untuk penyembuhan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter yang menangani pasien Covid-19 mulai beralih ke upaya transfusi plasma konvensional dalam merawat pasiennya. Antibodi dari pasien infeksi virus corona yang telah sembuh ditransfusikan ke pasien yang positif.

AdventHealth di Orlando, Florida, telah bermitra dengan OneBlood untuk program donasi plasma yang dipelopori oleh Dr Juliana Gaitan. Plasma dari pasien yang sembuh ditransfusikan kepada pasien Covid-19 yang sakit kritis, dengan harapan bahwa antibodi pasien yang sembuh akan membantu pasien positif melawan atau menetralisir penyakit.

Baca Juga

Badan Administrasi Obat dan Makanan (FDA) AS memfasilitasi akses transfusi plasma untuk digunakan pada pasien dengan infeksi serius atau kritis. Gaitan mengatakan, rumah sakit AdventHealth tersebut adalah yang pertama di AS yang mulai menawarkan upaya transfusi plasma.

Eduardo Oliveira, spesialis perawatan kritis dan ahli paru di AdventHealth mengatakan, pendekatan ini telah “mencapai beberapa tingkat keberhasilan” pada pasien Covid-19 di China. Oliveira mengatakan, tim telah menerima izin untuk melakukan upaya transfusi plasma tersebut.

Sejauh ini, lima pasien AdventHealth telah menerima sumbangan plasma. Sebagian besar berasal dari anggota keluarga.

"Kami optimis tentang upaya itu, beberapa pasien kami kondisinya kian membaik," kata Oliveira dikutip dari Fox News.

"Kami tidak bisa memastikan apakah plasma tersebut memang benar-benar berfungsi, tetapi kami memastikan tidak ada efek buruk atau efek komplikasi lain yang mungkin berasal dari plasma yang digunakan, seperti reaksi alergi," ujarnya.

Sumbangan plasma yang masuk cukup lambat dan sedikit. Pasalnya, banyak masyarakat yang belum terlalu mengetahui soal upaya upaya transfusi plasma tersebut.

Donasi plasma darah membutuhkan proses yang lebih lama, namun serupa dengan pemberian darah. Oliveira mengatakan, calon donor plasma perlu dites untuk memastikan mereka pernah menjadi pasien positif Covid-19. Untuk menyumbangkan plasma, pasien harus pulih dan setidaknya sudah 15 hari bebas dari gejala.

"Jika (pasien Covid-19 yang pulih) ingin menyumbangkannya, ini bukan hanya akan berpotensi sangat baik untuk pasien andaikan ini terbukti benar dan efektif, tetapi juga akan bagus untuk ilmu pengetahuan dan meningkatkan pemahaman kita tentang cara penanganan pasien Covid-19 yang lebih baik dan cara kita membantu orang, tidak hanya sekarang tetapi di masa depan," kata Oliveira.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement