REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maret dan April biasanya menjadi dua bulan yang sibuk bagi tim kreatif di dalam industri fashion. Pada umumnya mereka menghabiskan waktu berhari-hari untuk membuat gambar dan video yang akan dirilis pada Juli untuk mendukung penjualan koleksi musim gugur dari merek-merek fesyen mewah.
Tapi wabah virus corona baru (COVID-19) yang mengharuskan sistem lockdown, menjadi alasan utama tertundanya produksi kampanye iklan dari merek-merek fesyen mewah. Seperti dilaporkan WWD, Senin (13/4), hal ini menyebabkan seluruh perusahaan mode harus mempertimbangkan strategi mereka dan mengubahnya secara drastis.
Hanya beberapa label yang berhasil memenuhi tenggat waktu mereka, salah satunya adalah merek fesyen mewah asal Prancis, Chanel. Pasalnya, materi untuk kampanye iklan musim gugur 2020 Chanel telah dilakukan jauh-jauh hari.
"Itu akan dipublikasikan di media tradisional dan juga pada platform digital, sesuai dengan agenda yang sudah ada," kata juru bicara Chanel melalui sebuah pernyataan.
Namun keputusan untuk menunda atau melanjutkan kampanye iklan fesyen, masih harus dilakukan oleh sebagian besar rumah mode secara berhati-hati. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan kondisi yang berkembang.
"Banyak jadwal pemotretan kami yang telah dibatalkan. Kami merasakan ini sejak awal karena kelompok-kelompok fesyen mewah telah diberitahu lebih awal tentang dampak virus corona di wilayah Asia," ujar Olivia Gideon Thomson, pendiri dan direktur We Folk, yang mewakili berbagai fotografer dan artis terkenal, termasuk Viviane Sassen, Pieter Hugo dan Carlota Guerrero.
Olivia kemudian bercerita bahwa ketika virus corona menyerang wilayah Italia, pihaknya sudah diminta untuk menunda berbagai jadwal pemotretan. "Sebagian bahkam pindah lokasi, atau hanya menunggu informasi lebih lanjut dan kemudian pada pertengahan Maret semuanya dibatalkan," jelas Olivia.