Senin 13 Apr 2020 19:20 WIB

Masa Isolasi Diri Rentan Picu Gambaran Tubuh Negatif

Hal ini berlaku secara umum, tak hanya orang yang sebelumnya alami gangguan makan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Keharusan tetap berdiam di rumah tidak hanya menyebabkan kejenuhan, tapi juga rentan memicu gambaran tubuh yang negatif (Foto: ilustrasi tubuh)
Foto: Pxfuel
Keharusan tetap berdiam di rumah tidak hanya menyebabkan kejenuhan, tapi juga rentan memicu gambaran tubuh yang negatif (Foto: ilustrasi tubuh)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keharusan tetap berdiam di rumah tidak hanya menyebabkan kejenuhan, tapi juga rentan memicu gambaran tubuh yang negatif. Kondisi demikian berlaku secara umum, tidak hanya mengimbas seseorang yang sebelumnya mengidap gangguan makan.

Psikolog dari Universitas California Selatan, Dani Gonzales, mengatakan hal itu lazim dialami banyak orang. Menurut dia, masa isolasi diri membuat sebagian besar orang lebih banyak mengakses media sosial, asal muasal dari berbagai perbandingan.

Baca Juga

"Berbicara tentang citra tubuh, sebagian besar disertai dengan perbandingan sosial. Saat terisolasi, perbandingan itu mungkin tidak langsung kita hadapi, sehingga ini saat yang tepat untuk membatasi Instagram atau Facebook," ungkapnya.

Selain itu, masa pembatasan sosial juga menghalangi teman dan sahabat untuk makan bersama. Padahal, kesepian adalah faktor kuat penyebab gangguan makan. Merasa tidak terkoneksi dengan orang lain bisa membuat kita menjadi lebih mengkhawatirkan citra tubuh.

Perempuan yang menjabat sebagai profesor psikiatri dan ilmu perilaku itu menyarankan untuk menetapkan jadwal makan yang teratur. Secara berkala, hubungi teman kerja atau sahabat untuk makan bersama via panggilan video atau aplikasi lain.

Gonzales merekomendasikan pula untuk menetapkan ulang fokus pikiran pada kebugaran. Dia mengajak semua orang berpikir "apa yang bisa dilakukan tubuh saya?" daripada memikirkan "bagaimana seharusnya tubuh saya terlihat?".

Memulai sebuah hobi baru bisa menjadi cara mudah untuk mewujudkan itu. Dengan menjajal kegiatan baru yang kreatif di rumah, seseorang bisa mengalami sendiri bahwa tubuh adalah instrumen, lebih dari sekadar ornamen yang perlu dikhawatirkan bentuknya.

Kiat tambahan dari Gonzales adalah bersikap baik dan memberikan hak tubuh. Tanyakan kebutuhan vital tubuh di masa-masa karantina. Bisa jadi waktu tidur yang pas, asupan air yang cukup, ruang untuk bersantai, atau bentuk memanjakan diri lainnya.

"Membiarkan kebutuhan tubuh terpenuhi selama masa-masa ini sangat penting, dibandingkan berbalik ke tubuh kita dan menjadikannya musuh," ungkap Gonzales, dikutip dari laman Vice, Senin (13/4).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement