REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah survei yang dilakukan oleh sekolah Sutton Trust di London, Inggris menemukan sebuah fakta mengenai kegiatan belajar selama pandemi covid-19 merebak di negara itu. Menurut survei, hanya ada dua dari lima orang tua merasa percaya diri mengajar anak-anak mereka di rumah karena sekolah ditutup saat pandemi penyakit yang disebabkan oleh virus corona.
Menurut jajak pendapat Sutton Trust, sebanyak 47 persen orang tua kelas menengah mengatakan mereka merasa percaya diri dengan homeschooling atau belajar di rumah. Hanya ada 37 persen dari orang tua kelas pekerja mengatakan mereka merasakan hal yang sama.
“Lingkungan belajar tidak pernah lebih penting. Diperlukan langkah untuk mengurangi dampak penutupan sekolah pada siswa yang kurang beruntung,” kata pendiri badan amal mobilitas sosial dan ketua Yayasan Endowment Pendidikan, Sir Peter Lampl, dilansir di laman Metro, Ahad (12/4).
Dia menambahkan, orang tua menengah ke atas lebih mampu untuk menghabiskan uang untuk sumber daya dan dukungan untuk anak-anak mereka sebagai bentuk belajar di rumah dibandingkan keluarga menengah ke bawah. “Untuk mengurangi dampak penutupan sekolah pada siswa yang paling tidak beruntung, kami ingin melihat biaya kuliah daring berkualitas tinggi untuk siswa yang paling tidak beruntung,” kata dia.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pimpinan Sekolah dan Perguruan Tinggi Geoff Barton mengatakan dia tidak terkejut mengenai hasil survei itu. Dia telah mengira, banyak orang tua tidak merasa percaya diri tentang mengajar anak-anak di rumah karena mereka dimasukkan ke dalam situasi yang benar-benar tidak terduga dengan sangat tiba-tiba.
"Kami khususnya prihatin tentang dampak pada keluarga yang kurang beruntung dan potensi situasi ini untuk semakin memperluas kesenjangan pendidikan antara kaya dan miskin,” kata dia.
Barton mengatakan orang tua tidak harus mengajari anak-anak mereka di sekolah. Dia menambahkan, sekolah masih akan memberi siswa skema kerja yang dapat diberikan oleh guru dari jarak jauh.