Rabu 01 Apr 2020 05:05 WIB

Benarkah Mata Merah Termasuk Gejala Covid-19?

Belum lama ini muncul laporan bahwa mata merah juga menjadi gejala Covid-19.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Belum lama ini muncul laporan bahwa mata merah juga menjadi gejala Covid-19 (Foto: ilustrasi mata merah)
Foto: Pxfuel
Belum lama ini muncul laporan bahwa mata merah juga menjadi gejala Covid-19 (Foto: ilustrasi mata merah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat mungkin sudah cukup memahami bahwa demam, batuk kering dan napas memendek merupakan gejala umum dari Covid-19. Namun, belum lama ini muncul laporan bahwa mata merah juga bisa menjadi gejala Covid-19. Benarkah?

Informasi ini mencuat sejak seorang perawat memberitahu CNN bahwa semua pasien Covid-19 yang dia rawat memiliki mata merah. Mata para pasien tampak seperti mata orang yang terkena alergi.

Baca Juga

"Bagian putih mata mereka tidak merah. Tapi lebih seperti mereka memiliki eye shadow merah di luar mata mereka," jelas perawat tersebut, seperti dilansir Prevention, Rabu (1/4).

Menanggapi kabar ini, American Academy of Opthalmology (AAO) memberikan panduan resmi kepada para dokter mata. AAO mengimbau agar para dokter mata lebih berhati-hati ketika menangani pasien yang memiliki mata merah.

Dalam panduan tersebut, dinyatakan bahwa virus corona jenis baru penyebab Covid-19, SARS-CoV-2, bisa menyebabkan konjungtivitis folukular ringan atau mata merah. Gejala mata merah yang disebabkan SARS-CoV-2 ini tak bisa dibedakan dengan gejala mata merah yang disebabkan oleh virus lain.

AAO juga mengungkapkan bahwa Covid-19 bisa saja bertransmisi melalui kontak dengan konjungtiva. Konjungtiva adalah selaput lendir yang melapisi bagian depan mata.

Dalam panduan tersebut, AAO mengatakan pasien yang memiliki gejala mata merah sekaligus gejala pernapasan dan demam kemungkinan menderita Covid-19. Oleh karena itu, dokter diharapkan menggunakan penutup mulut, hidung dan mata ketika menangani pasien-pasien seperti ini dan membersihkan peralatan dengan disinfektan setelahnya.

Namun sejauh ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan juga Centers for Disease Control and Prevention (CDC) belum mengonfirmasi apakah mata merah merupakan bagian dari gejala Covid-19. Namun beberapa ahli menilai informasi terkait hubungan mata merah dan Covid-19 ini cukup masuk akal.

Alasannya, virus merupakan penyebab utama dari mata merah atau konjungtivitis. Jadi, bukan hal yang aneh bila virus corona jenis baru ini juga bisa menyebabkan gejala mata merah.

"Itu tidak mengejutkan," jelas dokter penyakit menular dan profesor di bidang ilmu penyakit dalam dari Northeast Ohio Medical University Richard Watkins MD.

Ahli optometri Vivian Shibayama OD juga mengungkapkan hal yang serupa. Shibayama mengatakan virus yang mengenai sistem pernapasan bisa berjalan dengan mudah ke mata. Shibayama menjelaskan bahwa paru-paru, tenggorokan, hidung, saluran air mata dan konjungtiva terhubung oleh selaput lendir tubuh.

Namun, tidak semua mata merah merupakan gejala dari Covid-19. Mata merah juga bisa disebabkan oleh alergi serta paparan zat tertentu yang mengiritasi mata.

Selain itu, mata merah juga terbilang sebagai gejala yang tidak begitu banyak ditemukan dalam kasus Covid-19. Sebuah studi yang melibatkan lebih dari 1.000 pasien Covid-10 dalam The New England Journal of Medicine menyebutkan bahwa hanya kurang dari 1 persen pasien yang mengalami gejala mata merah.

"Tapi (gejala mata merah) tak hanya terbatas pada kasus-kasus virus corona yang berat saja," ujar Jeffrey J Walline PhD OD dari The Ohio State University College of Optometry.

Oleh karena itu, ada baiknya bila orang-orang yang memiliki keluhan mata merah juga memantau kondisi kesehatannya. Bila keluhan mata merah ini diiringi dengan gejala utama Covid-19 seperti batuk kering, demam dan napas memendek, ada baiknya segera menghubungi dokter untuk mendapatkan panduan lebih jauh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement