Senin 30 Mar 2020 11:31 WIB

Tim Pakar Covid-19 tak Rekomendasikan Bilik Disinfeksi

Bilik disinfeksi telah dipasang di beberapa pintu masuk gedung di beberapa daerah.

Warga menyemprotkan cairan disinfektan kepada pengendara motor yang akan menuju Kampung Cakung di kawasan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Ahad (29/3). Kampung Cakung menerapkan isolasi mandiri di wilayahnya dengan menutup sejumlah ruas jalan menuju kampung dan menyemprotkan cairan disinfektan kepada warga yang akan kembali ke rumahnya untuk memutus mata rantai penyebaran Corona atau Covid-19
Foto: Putra M. Akbar/Republika
Warga menyemprotkan cairan disinfektan kepada pengendara motor yang akan menuju Kampung Cakung di kawasan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Ahad (29/3). Kampung Cakung menerapkan isolasi mandiri di wilayahnya dengan menutup sejumlah ruas jalan menuju kampung dan menyemprotkan cairan disinfektan kepada warga yang akan kembali ke rumahnya untuk memutus mata rantai penyebaran Corona atau Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Pakar Gugus Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito tidak merekomendasikan penggunaan bilik disinfeksi untuk menyemprotkan disinfektan langsung ke tubuh orang. Sebab, cara itu bisa menimbulkan iritasi pada kulit, mulut, dan mata.

"Penggunaan disinfektan dengan ruang, chamber, atau penyemprotan secara langsung ke tubuh manusia tidak direkomendasikan karena berbahaya bagi kulit, mulut, dan mata, dapat menimbulkan iritasi," kata Wiku dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Jakarta, Senin (30/3).

Baca Juga

Bilik disinfeksi telah dipasang di beberapa pintu masuk gedung di beberapa daerah termasuk Jakarta dan Surabaya dalam upaya mencegah penularan virus corona penyebab Covid-19. Orang-orang yang memasuki ruang disinfeksi, badannya akan disemprot disinfektan dari beberapa arah. 

Penyemprotan disinfektan itu ditujukan untuk membunuh virus yang menempel di luar tubuh manusia. Wiku mengatakan penyemprotan disinfektan langsung ke tubuh manusia mesti ditinjau kembali karena dapat menimbulkan iritasi pada kulit, mulut, dan mata.

Penggunaan sinar atau radiasi (ultraviolet) dalam konsentrasi berlebihan untuk membunuh mikroorganisme penyebab penyakit, menurut dia, dalam jangka panjang juga berpotensi menimbulkan kanker kulit. 

Menurut Wiku, metode pencegahan penularan virus corona yang aman adalah sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air yang mengalir, menghindari menyentuh area wajah dengan tangan kotor, langsung mandi ketika sampai di rumah, mencuci pakaian dengan sabun, menyemprotkan cairan disinfektan hipoklorit ke pakaian saat menyetrika, serta menjaga jarak minimal satu meter dengan saat berinteraksi langsung dengan orang lain.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement