REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat mulai memburu jahe merah yang disebut-sebut berkhasiat menangkal virus corona. 'Perburuan' jahe merah ini semakin gencar saat dua warga negara Indonesia dinyatakan positif corona. Namun, seberapa ampuh Jahe merah menangkal corona?
Ahli Epidemiologi yang juga Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Syahrizal Syarif mengatakan, anggapan jahe merah mampu menangkal corona tersebut tak sepenuhnya benar. Ia menjelaskan, pada dasarnya setiap herbal memang memiliki fungsi meningkatkan kekebalan tubuh.
"Jadi apapun protein atau herbal, mau telor setengah mau jamu memang meningkatkan kekebalan. Tapi jangan beranggapan itu bisa mencegah masuknya virus corona ke tubuh kita," kata Syahrizal di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (3/3).
Syahrizal mengatakan, jahe merah maupun rempah lainnya tidak secara langsung dapat menghindarkan laju virus Covid-19 ini. Namun, dengan khasiat peningkatan kekebalan dari rempah, risiko klinis dari penularan Corona.
"Dengan sistem kekebalan, kalaupun terkena, risiko klinisnya tidak akan parah," ujar dia.
Syahrizal menambahkan, 84 persen gejala kasus corona ditandai dengan batuk, pilek dan demam. Dari 100 kasus, ada 16 orang yang harus mendapat perawatan serius. Dari 16 itu, terdapat empat orang yang harus masuk ICU, kemudian yang meninggal 2 orang. Yang meninggal pun mereka yang berada di atas usia 65 tahun.
Meski angka kematiannya, cukup rendah, namun penyebaran corona tetap harus dihentikan. "Tapi jangan sembarangan. Ini penyakit yang angka keganasannya 2 persen, tapi Indonesia dan dunia harus menghentikannya. Karena 1 orang bisa tularkan 2 orang sampai 3 orang," ujar dia menambahkan.