REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen sepatu dan pakaian olahraga Nike menutup kantor pusatnya yang berada di Beaverton, Oregon, Amerika Serikat (AS). Hal ini menyusul adanya kasus kematian COVID-19 pertama di Washington yang bertetangga dengan Oregon.
Penutupan ini dilakukan sementara waktu sebagai bentuk kehati-hatian dan upaya pencegahan. Pihak Nike mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum ada informasi yang terkait karyawan mereka terpapar oleh COVID-19.
Penutupan sementara ini dilakukan karena Nike akan melakukan pembersihan menyeluruh pada gedung kantor pusat tersebut. Penutupan ini akan dilakukan sepanjang akhir pekan untuk keperluan pembersihan berbagai fasilitas di kantor pusat Nike.
"Semua gedung dan fasilitas WHQ (kantor pusat dunia), termasuk pusat kebugaran," jelas Juru Bicara Nike, seperti dilansir Business Insider, Senin (2/3).
Keputusan Nike ini menjadi aksi penutupan kantor pertama yang dilakukan oleh perusahaan besar AS terkait wabah COVID-19. Tindakan serupa telah dilakukan di negara lain, seperti Apple yang menutup sementara seluruh kantor dan retailnya di Cina ketika wabah COVID-19 mulai merebak.
Di Oregon, masih ada tujuh orang yang saat ini menunjukkan gejala-gejala COVID-19 dan sedang diinvestigasi. Selain itu, ada 88 orang lain yang juga sedang diawasi namun belum menunjukkan gejala COVID-19.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyampaikan beberapa rekomendasi yang bisa dilakukan masyarakat dunia untuk mencegah penularan COVID-19. Beberapa di antaranya adalah rajin mencuci tangan, menghindari orang yang sakit dan menghindari menyentuh wajah dengan tangan.
CDC tidak merekomendasikan pembelian atau penggunaan masker wajah sebagai bentuk pencegahan untuk orang yang sehat.