Ahad 01 Mar 2020 09:47 WIB

Tips Menghindari Hoaks Tentang Kesehatan dan Virus Corona

Hati-hati dengan judul provokatif.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Muhammad Fakhruddin
Corona dan hoaks
Foto: Republika
Corona dan hoaks

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bohong (hoaks) kategori bidang kesehatan menempati peringkat tertinggi ketiga. Karena itu, Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI) mengajak masyarakat untuk melawan hoaks salah satunya dengan mencermati alamat situs.

"Temuan isu hoaks per kategori selama periode Agustus 2018 hingga 30 November 2019 yaitu pertama politik 973, kedua pemerintahan 743, dan kesehatan tertinggi ketiga yaitu 401," ujar Ketua Umum DPP Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI) Mahesa Paranadipa saat pemaparan mengenai Update Corona di Indonesia dan Dampaknya terhadap Berbagai Sektor, di Jakarta, Sabtu (29/2).

Ia membagi tiga jenis hoaks bidang kesehatan di antaranya kampanye anti-medikalisasi yaitu kampanye supaya masyarakat tidak berobat medis. Ia menyontohkan, beberapa waktu lalu sempat heboh berita anak kecil yang bisa menyembuhkan orang dengan batu, atau ada juga hoaks kepada masyarakat supaya tidak meminum obat karena bersifat kimiawi dan bisa merusak ginjal. Tak hanya itu, ia menambahkan tujuan kedua disebarkannya hoaks yaitu terkait bisnis, bahkan hoaks ini membuat masyarakat merogoh uangnya sendiri.

"Misalnya beberapa waktu lalu sempat ada hoaks di Bali yang menyatakan dokter bisa menjadi peserta acara Ikatan Dokter Indonesia (IDI) asalkan membayar nominal tertentu dan ada dokter yang tertipu. Padahal dokter kan seharusnya berpikir kritis dan berdasarkan diagnosis ternyata juga bisa tertipu," katanya.

Karena itu ia meminta masyarakat bisa melawan hoaks kesehatan dengan lima cara. Pertama, dia melanjutkan, hati-hati dengan judul provokatif. Ia menyontohkan, beberapa waktu lalu ada penelitian akar pohon untuk mengobati penyakit mematikan kanker. 

"Padahal faktanya sebenarnya itu baru penelitian awal, belum ada penelitian lanjutan pada kanker. Tetapi itu yang dianggap mengobati kanker," ujarnya.

Kedua, ia meminta masyarakat cermati alamat situs. Ia menyebutkan seringkali hoaks ditebarkan dari situs yang tidak jelas sumbernya. Bahkan ia menyebutkan jika membaca berita dari luar negeri tetap hati-hati karena tidak menutup kemungkinan domainnya hampir sama dengan alamat situs aslinya. 

"Padahal ini bisa jadi sumber hoaks. Jadi buka saja situs-situs dari pemerintah karena dianggap valid," ujarnya.

Ketiga, ia meminta periksa fakta. Karena itu ia meminta pemerintah juga menggandeng media dan blogger untuk mengedukasi masyarakatnya. Sebab, ia mengakui masyarakat awam lemah dalam menelusuri informasi. Cara keempat, ia meminta masyarakat cek keaslian foto. 

"Terakhir disarankan ikut grup-grup anti hoaks. Silakan bergabung dengan kami, mudah-mudahan MHKI bisa membantu memberikan informasi melawan hoaks di ranah kesehatan," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement