REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Banyak orang bertanya-tanya apakah virus corona jenis baru COVID-19 bisa menular lewat baju, rambut, atau kulit. Peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina (CDC) Feng Zhaolu mengatakan, kemungkinan penularan itu sangat rendah.
Menurut Feng, seseorang tidak perlu secara khusus mendisinfeksi pakaian selama tidak mengunjungi tempat-tempat dengan risiko infeksi tinggi. Misalnya, mengunjungi pasien yang positif corona di rumah sakit atau masuk ke kawasan yang terpapar epidemi.
Disinfeksi pakaian dengan menyemprotkan alkohol ke pakaian juga kurang dianjurkan. Meskipun, metode sterilisasi ini merupakan yang paling umum digunakan selama epidemi. Feng mengatakan, alkohol tidak akan merusak pakaian tetapi bersifat mudah terbakar.
"Ketika alkohol disemprotkan pada pakaian, dapat dengan mudah terbakar jika terpapar api, suhu tinggi, atau listrik statis. Jadi tidak disarankan untuk melakukannya," ucap Feng, dikutip dari laman China Global Television Network.
Secara umum, Feng menjelaskan bahwa seseorang tidak perlu secara khusus mencuci rambut setelah pergi keluar untuk menghindari virus. Dia menyampaikan, virus corona sensitif terhadap sinar UV dan suhu tinggi sehingga kemungkinan rambut terkontaminasi amat rendah.
Upaya umum adalah mempertahankan pembersihan rambut mereka secara teratur. Zhou Qi, akademisi dari Akademi Ilmu Pengetahuan China, memberikan informasi bahwa virus corona juga tidak dapat tertular begitu saja melalui kulit.
"Virus ini terutama menyerang tubuh dari selaput lendir seperti mulut, hidung, dan mata sehingga sangat penting melindungi bagian-bagian itu," kata Qi yang menambahkan pemakaian masker dengan benar dapat mencegah virus masuk ke dalam tubuh.