Rabu 19 Feb 2020 15:59 WIB

China akan Perluas Terapi Plasma Darah Bagi Pasien Corona

Terapi menggunakan plasma darah pasien corona yang sudah sembuh akan diperluas.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Reiny Dwinanda
Labu darah dari pendonor. Terapi menggunakan plasma darah pasien corona yang sudah sembuh akan diperluas.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Labu darah dari pendonor. Terapi menggunakan plasma darah pasien corona yang sudah sembuh akan diperluas.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China dilaporkan akan memperluas penggunaan metode terapi plasma darah untuk pasien virus corona tipe baru, Covid-19. Teknik tersebut diklaim cukup ampuh untuk menyembuhkan mereka yang terinfeksi.

Ketua gugus tugas penanganan wabah Covid-19 di Wuhan, Zhong Nanshan mengungkapkan, saat ini metode perawatan plasma darah hanya digunakan di Provinsi Hubei sebagai pusat wabah. Terapi akan itu diterapkan pula di provinsi-provinsi lain.

Baca Juga

"Pengobatan (plasma) terlihat menjanjikan. Ini tua, efektif, dan aman, meskipun persediaan mungkin terbatas," kata Zhong dalam sebuah konferensi pers pada Selasa (18/2), dikutip laman South China Morning Post.

Pekan lalu, China National Biotec Group mengatakan, plasma darah dari pasien yang pulih dapat digunakan untuk melawan Covid-19. Sebab, dalam plasma tersebut telah terdapat antibodi penawar virus.

"Produk plasma untuk mengobati virus korona baru dibuat dari plasma yang diisi dengan antibodi yang disumbangkan dari pasien yang pulih. Ia melalui inaktivasi virus dan diuji terhadap antibodi penawar virus serta beberapa mikroorganisme patogen," kata China National Biotec Group.

China National Biotec Group telah melakukan fase pertama perawatan dengan menggunakan metode tersebut terhadap tiga pasien kritis di rumah sakit di Distrik Jiangxia, Wuhan, pada 8 Februari lalu. Hasilnya cukup efektif.

Tes klinis menunjukkan, setelah 12 hingga 24 jam perawatan, indikator inflamasi utama di laboratorium menurun secara signifikan. Proporsi limfosit pun meningkat. Indikator kunci seperti saturasi oksigen darah dan viral load meningkat. Tanda dan gejala klinis pun membaik secara signifikan.

Pengobatan plasma darah kembali diterapkan kepada 10 pasien Covid-19. Hasilnya pun serupa. Saat ini otoritas di Hubei, Guangdong, dan Shanghai tengah meminta lebih banyak donor darah untuk memperluas perawatan.

Hingga berita ini ditulis, warga China yang meninggal akibat Covid-19 telah mencapai 2.004 jiwa. Kemudian infeksi atau penularan virus meningkat menjadi 74.185 kasus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement