Ahad 16 Feb 2020 14:37 WIB

Film Indonesia Butuh Dukungan Pemerintah

Mengatasi premanisme di Indonesia termasuk biaya produksi film

Rep: Farah Nabila Noersativa/ Red: Hiru Muhammad
Penonton mengantre masuk ke studio bioskop di Jakarta.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Penonton mengantre masuk ke studio bioskop di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemenangan film Parasite, sebuah film Korea Selatan, dalam ajang tahunan Academy Awards ke-62 di Los Angeles, menjadi cambukan para sineas. Tak hanya sineas Hollywood, namun sineas Asia ikut bangga sekaligus takjub film asal Asia bisa menyabet empat trofi Oscar 2020. 

Salah satu sutradara Indonesia, Reka Wijaya memberikan pandangan atas kemenangan film besutan Bong Joon-ho itu. Menurutnya, kemenangan film Parasite didukung penuh dari segala lini.  "Kalau kita lihat film Parasite, itu bisa dilihat  setting rumahnya saja mereka buat. Kebayang kalau di Indonesia bikin rumah sebesar itu, //cost// berapa miliar," tutur Reka ditemui baru-baru ini di Jakarta Pusat. 

Sebuah film, yang baik tak hanya didukung dengan cerita  yang baik. Melainkan, eksekusi dalam pembuatan film yang didukung dengan anggaran yang sangat besar. 

Menurutnya, film-film Indonesia sebenarnya cukup memiliki peluang menembus penghargaan dunia. “Kalau di sini, kita 50:50. Karena, kita membuat film itu dengan segala keterbatasan. Pemerintah perlu mendukung film Indonesia,” tuturnya. 

Reka mengatakan, secara jujur, pengambilan gambar dan adegan untuk sebuah film di Indonesia memerlukan biaya yang sangat mahal. Biaya untuk mengatasi premanisme di sebuah wilayah di Indonesia termasuk dalam biaya produksi film. “Di luar negeri itu nggak ada. Saya syuting di Inggris, kita taruh kamera, itu tidak ada yang senggol. Bahkan polisi saja tidak ada (yang menyenggol), Itu salah satunya,” tutur Reka. 

Hal-hal demikian karena dukungan Pemerintah Indonesia yang tidak ada. Sineas Indonesia akan lebih sulit dalam berkarya dengan optimal jika tak didukung Pemerintah. Padahal, potensi penonton di Indonesia sangat besar. Jika Pemerintah mampu mendukung sineas untuk berkarya dengan optimal, maka industri perfilman Indonesia pun diyakini akan tumbuh dengan baik. 

Mengenai potensi penonton di Indonesia, Reka menyebut jumlah angka penonton yang selama ini telah terekam pada setiap film adalah semu. Seharusnya, sebuah film bisa mendapatkan jumlah penonton yang lebih banyak lagi jika eksklusifitas bioskop ditiadakan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement