Jumat 14 Feb 2020 01:37 WIB

Obesitas Berdampak Terhadap Masa Haid

Ada hubungan antara peningkatan berat badan dan menstruasi.

Obesitas bisa berdampak buruk pada kondisi tubuh seseorang. Salah satu dampak buruknya, yakni mengganggu masa haid untuk para kaum hawa (Foto: Perempuan obesitas)
Foto: Mayo Clinic News Network
Obesitas bisa berdampak buruk pada kondisi tubuh seseorang. Salah satu dampak buruknya, yakni mengganggu masa haid untuk para kaum hawa (Foto: Perempuan obesitas)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Obesitas bisa berdampak buruk pada kondisi tubuh seseorang. Salah satu dampak buruknya, yakni mengganggu masa haid untuk para kaum hawa.

“Karena ada hubungannya antara peningkatan berat badan luar biasa dengan gangguan menstruasi,” ujar dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas di Rumah Sakit Pondok Indah, Kanadi Sumapraja, di Jakarta, Kamis (13/2).

Baca Juga

Lebih lanjut, dia menjelaskan, penumpukan lemak di tubuh meningkatkan daya kerja hormon insulin yang berfungsi mengatur kadar gula darah. Hal ini akan berujung terganggunya pematangan sel telur.

“Oleh karena itu, salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kesuburan pada orang-orang mengalami gangguan menstruasi ditambah obesitas adalah mengurangi jaringan lemaknya,” kata Kanadi.

Cara lainnya agar kelenjar penghasil hormon insulin tak rusak, dokter bisa meresepkan obat untuk meningkatkan sensitivitas hormon sehingga daya kerjanya turun. Cara ini dilakukan jangan sampai kelenjar yang menghasilkan hormon insulin rusak karena dipaksa menghasilkan hormon insulin dengan kadar yang tinggi.

“Kita berikan obat-obatan yang bisa meningkatkan sensitivitas hormon insulin, sehingga hormon ini bisa diturunkan,” tutur Kanadi.

Selain itu, penting juga memperbaiki kondisi tubuh mereka dengan obesitas yakni memperbaiki asupan makanan dan aktivitasnya. Mencoba perbaiki kondisi tubuhnya, dengan mengurangi jaringan lemak dengan perbaiki asupan makanan dan aktivitasnya.

“Jadi ada keseimbangan antara kalori yang masuk dengan yang keluar,” pungkas Kanadi.

Dalam kesempatan berbeda, dokter spesialis obstetri dan ginekologi di RSU Bunda Jakarta, Cindy Rani Wirasti pernah mengatakan, lemak tubuh yang berlebihan atau kekurangan menyebabkan terganggunya pembentukan hormon yang berujung menstruasi tidak teratur.

Lemak, merupakan sumber pembentukan hormon. Bila asupannya tak seimbang, pembentukan hormon terganggu. Cindy menyarankan para perempuan sebaiknya memiliki indeks massa tubuh normal, yakni 19-23.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement