Kamis 13 Feb 2020 08:26 WIB

Studi: Pria Tinggi Berisiko Lebih Rendah Alami Demensia

Studi menemukan bahwa pria yang lebih tinggi berisiko lebih rendah kena demensia

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Christiyaningsih
Studi menemukan bahwa pria yang lebih tinggi berisiko lebih rendah kena demensia. (ilustrasi)
Foto: News
Studi menemukan bahwa pria yang lebih tinggi berisiko lebih rendah kena demensia. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebuah studi menemukan bahwa pria yang lebih tinggi di usia muda mungkin memiliki risiko lebih rendah terkena demensia di usia tua. Demensia adalah kumpulan penyakit dengan gejala-gejala yang mengakibatkan perubahan pada pasien dalam cara berpikir dan berinteraksi dengan orang lain.

"Kami ingin melihat apakah tinggi badan pada pria muda dikaitkan dengan diagnosis demensia, dengan mengeksplorasi skor tes kecerdasan, tingkat pendidikan, faktor lingkungan, dan genetik yang mendasarinya untuk menjelaskan hubungan itu," kata penulis utama Terese Sara Hoj Jorgensen dari Universitas Kopenhagen di Denmark dilansir Times Now News, Kamis (13/2).

Baca Juga

Untuk temuan yang diterbitkan dalam jurnal eLife, para peneliti menganalisis data tentang 666.333 pria Denmark yang lahir antara tahun 1939 dan 1959, termasuk 70.608 saudara lelaki dan 7.388 kembar, dari pendaftar nasional Denmark. Mereka menemukan total 10.599 pria yang mengalami demensia di kemudian hari.

Dari kelompok ini, peneliti menemukan ada sekitar 10 persen pengurangan risiko pengembangan demensia untuk mereka yang memiliki tinggi enam sentimeter di atas tinggi rata-rata. Hubungan antara tinggi dan demensia juga ada ketika peneliti melihat saudara laki-laki dengan ketinggian yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa genetika dan karakteristik keluarga saja tidak menjelaskan mengapa pria yang lebih pendek memiliki risiko demensia yang lebih besar.

"Kekuatan utama dari penelitian kami adalah bahwa hal itu disesuaikan dengan peran potensial pendidikan dan kecerdasan dalam risiko demensia pria muda, yang keduanya dapat membangun cadangan kognitif dan membuat kelompok ini kurang rentan terhadap pengembangan demensia," kata penulis senior studi Merete Osler.

Cadangan kognitif mengacu pada kemampuan otak untuk berimprovisasi dan memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Osler menilai, pendidikan dan kecerdasan bisa mengurangi kemungkinan bahwa hubungan antara tinggi dan demensia benar-benar dijelaskan oleh cadangan kognitif.

"Bersama-sama, hasil kami menunjukkan hubungan antara tinggi badan yang lebih tinggi pada pria muda dan risiko yang lebih rendah dari diagnosis demensia di kemudian hari, yang bertahan bahkan ketika disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan skor tes kecerdasan," kata Osler.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement