Rabu 05 Feb 2020 03:21 WIB

Pakar Sebut Mengurangi Daging adalah Pilihan Diet Sehat

Makan daging merah dan olahan memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Christiyaningsih
Makan daging merah dan olahan memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung. (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Makan daging merah dan olahan memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Sebuah studi baru tentang konsumsi daging telah menemukan orang yang makan daging merah dan olahan memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dan kematian dini. Ini bertentangan dengan penelitian terbaru yang menyatakan memotong daging memiliki sedikit manfaat kesehatan.

Ahli gizi di Universitas Aston Inggris, Duane Mellor, yang tidak terlibat langsung dengan kedua studi tersebut mengatakan banyaknya temuan dapat mempersulit orang untuk memahami pesan yang saling bertentangan terkait makanan. Namun melihat penelitian tersebut, ia dan yang lainnya mengatakan moderasi daging mungkin merupakan cara terbaik di masa depan.

Baca Juga

“Dalam hal ini makan daging dalam jumlah sedang, termasuk daging merah (kurang dari tiga oz per hari) kemungkinan aman,” ujar Mellor seperti dilansir Malay Mail, Selasa (4/2).

“Namun demi kepentingan kesinambungan dan kesehatan mengurangi asupan daging hingga yang direkomendasikan kurang dari 70 gram per hari akan masuk akal,” katanya lagi.

Sebuah tinjauan yang diterbitkan pada Sepetember 2019 menemukan bahwa mengurangi daging merah dan olahan membawa sedikit manfaat kesehatan. Tetapi temuan itu bertentangan dengan saran diet dari badan-badan internasional dan menimbulkan banyak kritik.

Penelitian terbaru ini, yang dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Northwestern dan Cornell Amerika Serikat, menemukan makan dua porsi sepekan daging merah, daging olahan, atau unggas dikaitkan dengan tujuh persen risiko penyakit kardiovaskular lebih tinggi. Hasil studi ini sudah diterbitkan Senin (3/2) dalam jurnal JAMA Internal Medicine.

Selain itu ditemukan bahwa makan dua porsi sepekan daging merah atau daging olahan (tidak unggas atau ikan) dikaitkan dengan risiko tiga persen lebih tinggi dari semua penyebab kematian. “Ini perbedaan kecil, tetapi ada baiknya mengurangi daging merah dan daging olahan,” kata seorang profesor ilmu kedokteran bidang pencegahan di Northwestern, Norrina Allen, yang ikut memimpin penelitian. Menurutnya makan daging merah juga secara konsisten terkait dengan masalah kesehatan lain seperti kanker.

World Cancer Research Fund (WCRF) mengatakan daging merah dan olahan mungkin atau dapat menyebabkan kanker. Ia menyarankan untuk makan daging merah dalam jumlah sedang. Contohnya seperti daging sapi, domba, dan babi dengan batas atas 500 gram berat yang dimasak per pekan serta sedikit jika ada daging olahan.

Panel para ahli yang menulis di The Lancet pada Januari lalu menguraikan diet ideal untuk kesehatan manusia dan planet ini. Mereka mengatakan konsumsi daging merah rata-rata global harus dikurangi 50 persen dan konsumsi kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran, serta polong-polongan harus berlipat ganda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement