Sabtu 01 Feb 2020 12:45 WIB

Inspirasi di Balik Koleksi Brooklyn-Manhattan Dauky

VP Dauky Tika Mulya mengambil inspirasi dari masa kuliahnya untuk koleksi baru Dauky.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Deretan model berpose menggunakan produk busana dauky saat peluncuran produk Dauky Collections di Senopati Suites, Jakarta, Jumat (31/1).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Deretan model berpose menggunakan produk busana dauky saat peluncuran produk Dauky Collections di Senopati Suites, Jakarta, Jumat (31/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jenama hijab Dauky mengusung tema Brooklyn dan Manhattan untuk produk terbarunya. Koleksi tersebut terinspirasi dari pengalaman Vice President Dauky, Tika Mulya, sekolah di di New York, AS.

Sebagai seorang Muslimah berhijab, penampilan Tika benar-benar berbeda di mata warga sekitar kampusnya. Apalagi, di kampus itu hanya dia yang mengenakan hijab.

Baca Juga

"Ketika aku sekolah, Presiden AS Donald Trump masih berkampanye dan lagi gencar ngomongin fobia terhadap Islam,” kata Tika dalam peluncuran koleksi terbaru Dauky di Onthree Senopati Suites, Jakarta, Jumat (31/1).

Kampus Tika berdekatan dengan satu daerah yang pernah menjadi lokasi penembakan warga Muslim dengan sentimen Islamophobia. Namun, semua rasa cemas dan gelisah ia kesampingkan. Dia meneruskan hari-harinya sembari berdoa meminta perlindungan Allah Swt.

“Berasa banget kerudung itu identitas. Seasing itu orang ngeliat aku jalan di kampus, diperhatiin, itu terasa banget. Lalu aku ngerasa, aku nggak bisa diam saja, aku harus melakukan sesuatu. Karena itu bukan masalah nama baik aku, tapi bagaimana Islam itu dipandang,” papar Tika.

Satu hal kecil ternyata mampu mengubah semuanya. Tika memutuskan untuk memberikan senyuman kepada siapapun yang memandangnya dengan tatapan aneh.

photo
Vice President Dauky Tika Mulya saat peluncuran produk Dauky Collections di Senopati Suites, Jakarta, Jumat (31/1).

Kosisten melakukannya, Tika pun menuai hasil positif. Siapapun yang berpapasan dengannya selalu menegur ramah.

Bahkan, ketika berada di perpustakaan kampus, selalu ada kawan yang datang menghampiri Tika untuk bertanya soal Islam, Palestina, hijab, dan lainnya. Ia menganggap, pertanyaan itu datang akibat rasa penasaran, namun akses yang mereka punya hanya media. Sementara itu, media asing akan kebanyakan memberitakan hal buruk tentang Islam atau negara Islam.

“Sampai pada satu titik, aku bertemu temanku orang Yahudi, tapi dia familiar dengan Islam karena orang tuanya suka travel, dan berteman dengan banyak Muslim. Mereka bikin acara diskusi antaragama. Aku undang imam besar New York, ustadz Syamsi Ali. Nah event ini ramai sekali, full seat,” ujar Tika.

Itulah cara Tika menggerus islamofobia di kampusnya. Dan, koleksi terbaru Dauky, menurut Tika, sebenarnya ingin menjelaskan hal yang paling dasar dan sederhana, yakni hak seorang perempuan Muslim di manapun ia berada untuk bisa berhijab.

"Jangan takut, jangan malu, jangan ragu, jika mengenakan hijab di tempat tak biasa," kata Tika.

Melalui koleksi terbaru Dauky, Tika ingin menyampaikan, di Brooklyn atau Manhattan, Muslimah tak perlu ragu berhijab. Sebab, itu adalah hak Muslimah.

"Jadikan hijab sebagai identitas untuk perkenalkan Islam di manapun kita berada,” ucap Tika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement