Jumat 31 Jan 2020 08:54 WIB

Wisatawan Indonesia Utamakan Pengalaman Digital Saat Pelesir

Travelport memetakan kebiasaan pelesir wisatawan Indonesia.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Pelesiran. Travelport mengungkapkan, wisatawan Indonesia utamakan pengalaman digital saat pelesiran.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Pelesiran. Travelport mengungkapkan, wisatawan Indonesia utamakan pengalaman digital saat pelesiran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan layanan perjalanan Travelport memaparkan penemuan spesifik mengenai kebiasaan pelesir wisatawan Indonesia. Travelport merilis Global Digital Traveler Survey (GDTR) 2019 pada Kamis (30/1).

Survei tersebut melibatkan 23 ribu partisipan dari 20 negara, termasuk Indonesia. Menurut survei, wisatawan tanah air cenderung mencari nilai lebih ketika memesan tiket pesawat ketimbang sekadar mencari harga termurah.

Baca Juga

Dikutip dari rilis pers yang diterima Republika.co.id, 88 persen wisatawan Indonesia menganggap nilai tambah adalah prioritas dalam memilih maskapai penerbangan. Hanya enam persen yang memesan tiket dengan semata-mata pertimbangan biaya.

Memprioritaskan nilai tambah dan keinginan melakukan personalisasi penerbangan terlihat di semua kelompok umur. Perbedaannya cukup signifikan dibandingkan wisatawan global yang mementingkan biaya, tepatnya sebesar 18 persen.

Selain itu, wisatawan di Indonesia tergolong paling rela memberikan lebih banyak informasi pribadi kepada pihak maskapai penerbangan. Dengan catatan, mereka bisa mendapat penawaran khusus. Jumlahnya 24 persen dibandingkan 17 persen wisatawan global.

Sebanyak 86 persen wisatawan Indonesia menganggap pengalaman digital yang baik adalah hal yang penting dalam memilih maskapai. Misalnya, akses check-in dan mengakses informasi gate secara daring.

Jumlahnya paling tinggi dibandingkan wisatawan global dengan persentase rata-rata 71 persen. Ekspektasi terhadap pengalaman digital yang baik tersebut juga meliputi aspek lainnya dalam sebuah perjalanan.

Sebanyak 75 persen wisatawan Indonesia menganggap bahwa pengalaman augmented reality dan virtual reality akan sangat membantu merancang sebuah perjalanan wisata. Tren ini muncul di semua kelompok umur.

Para wisatawan Tanah Air juga tergolong yang paling mungkin merasa frustrasi jika tidak bisa mengakses informasi pemesanan lewat gawai. Rasa frustrasi ini khususnya dirasakan wisatawan Gen X (73 persen) dan Gen Y (67 persen).

Presiden Direktur Galileo Indonesia Perdana, Raymond Setokusumo, selaku operator Travelport di Indonesia mengatakan, pemahaman terhadap ekspektasi konsumen adalah hal penting. Kecenderungan itu terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

"Ini merupakan kunci untuk dapat memenuhi kebutuhan wisatawan yang rela berkorban guna mencari nilai terbaik bagi rencana perjalanan mereka. Penyedia jasa pariwisata yang cerdas perlu memikirkan cara menyediakan hal tersebut," kata Raymond.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement