Kamis 30 Jan 2020 23:14 WIB

Malaysia Jemput Langsung Yayan Ruhian demi Film Laga

Yayan Ruhian terlibat dalam film drama-laga 'Wira'.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Nora Azizah
Adrian Teh, sutradara Malaysia yang mengajak aktor Yayan Ruhian berkolaborasi dalam film Wira.
Foto: Republika/Farah Noersativa
Adrian Teh, sutradara Malaysia yang mengajak aktor Yayan Ruhian berkolaborasi dalam film Wira.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wira, merupakan salah satu film kolaborasi antara Malaysia dan Indonesia yang sangat apik. Film drama-laga yang semula tak begitu laku di kedua negara, kali ini dikemas secara baik oleh sutradara Malaysia, Adrian Teh.

“Film drama laga, kami akui sangat kurang populer di Malaysia. Sebab, kami kekurangan bakat pengarah aksi seperti Kang Yayan. Oleh sebab itu, kami jemput langsung Kang Yayan ke Malaysia, untuk menjadi pengarah aksi di film ini,” ungkap Adrian Teh kepada Republika, saat premier film Wira di Jakarta Pusat, belum lama ini.

Baca Juga

Secara proporsi, aksi laga sangat mendominasi film ini. Hampir sekitar 90 persen dari film yang menceritakan 48 jam kepulangan Hassan ke rumahnya ini, didominasi oleh adegan laga dari para aktor dan aktris.

Pada pembuka film, penonton langsung disajikan adegan kelahi oleh Fify Azmi dan Ismi Melinda dalam sebuah ring. Adegan itu berdurasi hampir tiga menit, dengan teknik pengambilan gambar mengikuti gerakan kelahi untuk menambah sensasi kelahi yang amat keras.

Adrian bersama dengan Yayan, memberikan banyak jenis kelahi dalam film berdurasi 109 menit ini. Dari mulai adegan satu lawan satu, dua lawan satu, dua lawan dua, satu lawan belasan orang, kelahi pukul dan tendangan, dan kelahi dengan menggunakan pisau.

Da juga beberapa kali memberikan adegan motion pelan untuk menambah kesan dramatis pada adegan perkelahian. Iringan musik di belakang adegan juga ditata apik dan dramatis oleh penata suara Jackey Yow.

Adegan kelahi puncak pada film ini adalah ketika Hassan harus berhadapan dengan Ifrit. Tak tanggung-tanggung, Adrian memberikan sekitar sembilan menit pada adegan kelahi ini.

“Adegan kelahi merupakan tujuan saya untuk membuat film ini. Sebab, saya punya banyak ide yang harus diletakkan pada adegan kelahi. Itu memang rencana saya dengan Kang Yayan. Jadi aku sangat menyukainya,” kata Adrian.

Secara alur cerita, film ke delapan Adrian ini terasa lambat pada awal film. Namun, setelah beberapa perkelahian dan jalan cerita yang mulai dibeberkan, film ini menjadi sangat menarik untuk disimak.

Terlebih, cerita di dalamnya sangat kuat membawa isu-isu sosial dan sangat merakyat yang ditulis oleh Adrian sendiri dan Anwari Ashraf. Mereka juga memberikan bumbu-bumbu konflik kakak-adik dan keluarga, agar lebih dramatis.

Seluruh pemain dalam film ini pun dilatih dengan sangat baik selama tiga bulan sebelum pengambilan adegan. Oleh sebab itu, tak heran, semua pemain memiliki tampilan tubuh seorang fighter yang amat perkasa.

Setelah sukses di Malaysia sejak perilisannya pada November 2019 lalu sampai Januari pertengahan lalu, film ini akan mulai tayang di jaringan bioskop CGV mulai 30 Januari. Adrian berharap, kelanjutan kisah dari Hassan dan Zain akan bisa dibuat dan diproduksi ke depan.

“Saya harap ada, tapi tidak tahun ini. Tahun ini saya sudah banyak sekali projek, dan saya harap tahun depannya kita bisa produksi sekuelnya,” jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement