Jumat 31 Jan 2020 07:11 WIB

Kopi Gambung, Kopi Ciwidey yang Lagi Ngehits

Kopi Ciwidey dari Kawasan Gambung ini memiliki aroma floral, gula coklat, dan asam

Kopi Ciwidey: Buah kopi Ciwidey dari Kampung Gambung, lereng Gunung Tilu, Kabupaten Bandung.
Foto: D'Gamboeng Coffee
Kopi Ciwidey: Buah kopi Ciwidey dari Kampung Gambung, lereng Gunung Tilu, Kabupaten Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Elba Damhuri

Jawa Barat terkenal dengan kopi-kopi penuh aroma dengan cita rasa tinggi. Ada banyak varietas kopi terkenal dan enak di Jawa Barat yang sudah dikenal secara luas di Tanah Air dan global.

Salah satunya, kopi Ciwidey yang tersebar di wilayah pegunungan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Di Kampung Gambung di lereng Gunung Tilu, Ciwidey, saat ini digiatkan penamaman dan produksi kopi setempat.

Denny Risnandi, pemilik D'Gamboeng Coffee, menjelaskan kopi Ciwidey dari daerah Gambung ini merupakan kopi Arabika berkualitas tinggi. Secara geografis Gunung Tilu masuk pada wilayah Java Preanger (Bandoenk Highland). 

photo
Kopi Ciwidey: Kopi Gambung Ciwidey ini memiliki aroma floral, gula coklat, asam, manis.

Kopi Gambung ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian 1.700 meter dari atas permukaan laut (mdpl). Denny mengatakan kultur tanah perkebunan kopi Gambung tergolong subur dengan pemupukan organik.

"Ini menghasilkan kopi yang berkarakter kuat dan berkualitas dengan citarasa sedikit keasaman tapi ada terasa manisnya, aroma kopinya yang kuat menebar harum serta warna tidak terlalu pekat," kata Denny yang menanam dan memproduksi kopi Gambung Ciwidey dengan merek D'Gamboeng, dalam perbicangan dengan Republika.co.id, Kamis (30/1).

Kultur masyarakat Gambung yang secara turun temurun menjaga kelestarian alam dan lingkungannya juga membuat ekosistem yang baik bagi tanaman kopi untuk berkembang dengan maksimal.

D'Gamboeng Coffee, kata Denny, hanya mengolah kopi jenis Arabika. Di daerah Gambung khususnya ataupun daerah Gunung Tilu pada umumnya jenis kopi yg cocok dibudidayakan adalah kopi Arabika. Jenis Robusta sangat sedikit kuantitasnya. 

photo
Kopi Ciwidey: Pohon kopi Ciwidey di kawasan Gambung, lereng Gunung Tilu, Kabupaten Bandung.

Karakter Kopi Gambung Ciwidey

Denny mengatakan kebanyakan kopi Jawa Barat memiliki notes sweet dan aroma yang khas. Plus, keseburun tanah dan ketinggian dataran yang pas memberikan karakter tersendiri yang khas bagi D'Gamboeng Coffee.

Kopi Gambung Ciwidey ini memiliki aroma floral, gula coklat, asam, manis, dan rasa seimbang. "Kopi Gambung Ciwidey cocok untuk penikmat kopi yang ingin mendapatkan rasa seimbang, manis, asam, dan pahit," kata Denny.

Luas lahan kopi di Kampung Gambung kurang lebih 300 hektare. "Tapi yang dikelola D'Gamboeng Coffee 10 hektare dengan 10 petani," kata Denny.

photo
Denny Risnandi, pemilik Kopi D'Gamboeng.

D'Gamboeng baru mulai produksi pada Agustus 2019 dan masih belum bisa berhitung rata rata produksi per tahun. Denny bercerita pihaknya memiliki target produksi pada 2020 sebesar 15-20 ton cerry kopi.

Potensi produksi untuk seluruh area Gambung sendiri (single origin) diperkirakan di atas 100 ton cerry kopi per musim.

Kopi Ciwidey dari produksi Kampung Gambung ini masih menyasar pasar domestik, mengingat hasil produksinya masih sedikit. Jadi, kata Denny, pihaknya belum menjual kopi Ciwidey ini ke pasar ekspor.

Untuk pasar domestik pun, jelas dia, stok produksi masih. "Jadi secara pasar, kami kira masih luas dan terbuka lebar produk kami untuk diserap," tegas Denny.

Wilayah Gunung Tilu juga dikenal sebagai tempat penanaman dan pembibitan kopi Java Preanger. Jenis kopi yang ditanam masuk varietas sigararutang dan yellow katura.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement