Senin 27 Jan 2020 04:45 WIB

Belum Ada Laporan Virus Corona Penyebab Tunggal Kematian

Korban meninggal infeksi virus corona jenis baru diketahui memiliki penyakit lain.

Sejauh ini, belum ada bukti yang menunjukkan virus corona jenis baru menjadi penyebab tunggal kematian korban.
Foto: Republika
Sejauh ini, belum ada bukti yang menunjukkan virus corona jenis baru menjadi penyebab tunggal kematian korban.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Daeng Mohammad Faqih mengatakan hingga saat ini belum ada laporan bahwa virus corona jenis baru (2019 novel coronavirus, 2019-nCoV) merupakan penyebab tunggal dari kematian dari para korban yang terinfeksi. Virus itu bpertama kali merebak di pusat kota Wuhan, China.

"Sudah ada kasus kematian, tapi yang dilaporkan kasus kematiannya kemarin berdasarkan laporan terakhir WHO itu penyebabnya bukan tunggal karena virus (2019-nCoV)," kata Daeng kepada Antara di Jakarta, Ahad.

Baca Juga

Menurut Daeng, korban meninggal terinfeksi virus corona saat mereka sedang mengidap penyakit lain. Daeng menjelaskan, orang yang sedang menderita penyakit tertentu, kondisinya akan semakin parah sampai dapat menyebabkan kematian andaikan terinfeksi 2019 nCov.

"Virus dan penyakit lain yang bersamaan itu saling memperberat. Kalau kasus tunggal karena penyakit (virus corona) itu saja, itu belum dilaporkan," tutur Daeng.

photo
Menyibak fakta pneumonia Wuhan yang berasal dari infeksi virus corona jenis baru.

Daeng mengatakan, di antara kematian pasien yang terjangkit virus corona baru itu, ada yang memang memiliki penyakit lain, seperti diabetes dan gagal ginjal. Begitu terinfeksi virus corona, kondisi tubuh pasien bertambah parah.

Oleh karenanya, para pakar sedang meneliti terkait ada tidaknya kematian yang secara tunggal disebabkan oleh infeksi virus corona tersebut. Pada Ahad (26/1), China memastikan hingga 25 Januari ada 1.975 kasus pasien yang tertular virus corona baru, sementara jumlah korban meninggal telah mencapai 56 orang.

Virus corona sebenarnya banyak didapati di hewan. Sementara, awalnya yang terinfeksi virus corona 2019-nCoV di Wuhan, China, banyak yang menderita penyakit itu setelah makan sup ular. Tapi ditengarai kalelawar pun punya virus itu dan bisa menularkannya. Untuk itu, masih perlu penelitian lebih lanjut untuk menemukan hewan pembawa virus itu.

"Khusus kejadian yang Wuhan itu kasusnya memakan sup ular yang mengandung virus itu," ujar Daeng.

Virus corona itu kemudian mewabah dan korban terjangkit virus makin bertambah. Penularan virus 2019-nCoV tidak hanya dari hewan ke manusia tapi juga bisa antarmanusia, sehingga penyebarannya cepat.

"Untuk itu, pola hidup bersih dan menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi virus corona harus dilakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan agar tidak tertular virus itu," kata Daeng.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement