REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar gembira bagi para pecinta wayang di di Indonesia. Tak akan lama lagi, kisah-kisah para wayang dari kisah Mahabarata akan hadir di Semesta Satria Dewa.
Kehadiran tokoh para wayang ini akan ditandai dengan film wayang Gatotkaca. Sinema ini akan membawakan kisah para turunan generasi dari para tokoh Pandawa, termasuk Gatotkaca yang merupakan tokoh wayang yang kuat berotot kawat dan bertulang besi.
Produser Gatotkaca Rene Ishak menyebut, Semesta Satria Dewa akan membawakan cerita-cerita wayang yang memiliki nilai-nilai positif. "Dari segi cerita, kami juga tidak mengganggu pakem-pakem yang sudah terjadi di kisah Mahabarata,” ungkap Rene saat konferensi pers Semesta Satria Dewa di Jakarta Selatan, Ahad (26/1).
Rene dan kru film lainnya ingin membuat cerita lanjutan dari kisah Mahabarata dengan para tokoh wayang yang sama, namun dengan latar waktu saat ini. Oleh sebab itu, konsep desainnya akan lebih akrab dengan masyarakat masa kini.
Film-film yang akan dihadirkan oleh Semesta Satria Dewa, menurut Rene, akan sangat akrab dengan para penggemar tokoh wayang. Sementara itu, ceritanya akan sangat terhubung dengan kondisi saat ini.
Hanung Bramantyo telah didapuk sebagai sutradara dari film perdana dari Semesta Satria Dewa. Produser lainnya, Celerina Judisari, mengatakan, penunjukkan Hanung sebagai sutradara untuk Gatotkaca dilakukan pertimbangan dengan sangat matang.
“Karena kami merasa Hanung itu memahami nilai-nilai dari cerita-cerita lokal dan Beliau juga memiliki kemampuan dalam menyampaikan cerita-cerita dengan satu plot yang epik sekali,” jelas Celerina dalam kesempatan yang sama.
Sebagai pendatang baru di dunia film adaptasi komik, Celerina mengungkapkan, Semesta Satria Dewa tidak akan berkompetisi dengan jagat film lainnya yang telah terkenal sebelumnya, termasuk dari luar negeri, seperti Marvel dan DC. Para tokoh yang akan disajikan pun bukan merupakan tokoh adiwira, melainkan wayang.
Sejauh ini, film Gatotkaca masih dalam tahap persiapan produksi. Proses pengambilan gambar akan dilakukan pada April 2020 mendatang.
“Bukan hal yang mudah untuk bisa menghadirkan film ini, karena sebetulnya kalau ceritanya tidak matang, keseluruhannya juga tak matang,” ungkap Celerina.