REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semua perempuan akan mengalami menopause, namun waktunya bisa bervarias. Sebagian perempuan mengalami menopause lebih cepat dibandingkan lainnya, namun tak banyak yang mengetahui bahwa menopause dini dapat meningkatkan sejumlah risiko kesehatan hingga tiga kali lipat.
Hal ini diungkapkan oleh tim peneliti dari University of Queensland setelah melakukan sebuah studi yang melibatkan lebih dari 5.000 perempuan berusia 40-50 tahun selama 20 tahun. Para perempuan ini diminta untuk menjawab kuesioner pada 1996. Setelah itu, survei tambahan dilakukan setiap tiga tahun.
Selama studi berlangsung, sebagian perempuan mulai mengalami masalah-masalah kesehatan. Beberapa di antaranya dalah diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, strok, arthritis, osteoporosis, asma, kanker payudara, penyakit paru obstruktif kronis, depresi atau kecemasan.
Sebagian perempuan juga tak hanya terdiagnosis oleh satu masalah kesehatan saja. Ada yang terdiagnosis oleh dua atau lebih masalah kesehatan atau dikenal sebagai multimorbiditas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang mengalami menopause dini secara alami lebih berisiko terhadap komplikasi masalah kesehatan atau multimorbiditas dalam waktu beberapa tahun. Hasil penelitian ini tidak berlaku untuk perempuan yang mengalami menopause dini akibat pengaruh penggunaan obat-obatan atau terapi medis, seperti operasi pengangkatan rahim, radioterapi atau kemoterapi.
"Kami juga menemukan bahwa menopause dini berkaitan dengan insiden masalah kesehatan kronis individual yang lebih tinggi," ujar peneliti Dr Xiaolin Xu, seperti dilansir laman Telegraph.
Dari studi ini, tim peneliti menyimpulkan bahwa perempuan yang menopause sebelum berusia 50 taun memiliki risiko dua kali lipat lebih besar terhadap multimorbiditas ketika berusia 60 tahun. Risiko ini meningkat menjadi tiga kali lipat ketika mereka memasuki usia di atas 60 tahun.
Menopause terjadi ketika perempuan tak lagi mengalami menstruasi dan tidak bisa hamil secara alami. Menopause merupakan fase normal dari proses penuaan dan biasanya terjadi ketika perempuan berusia 45-55 tahun.
Melalui jurnal Human Reproduction, tim peneliti mengungkapkan bahwa studi ini hanya menemukan hubungan antara menopause dini dan peningkatan risiko masalah kesehatan. Studi ini belum bisa menjadi bukti bahwa menopause dini adalah penyebab dari masalah-masalah kesehatan tersebut.
Dari temuan ini, tim peneliti menyarankan agar tenaga kesehatan profesional dapat memberikan skrining dan penilaian faktor risiko yang komprehensif ketika memeriksa perempuan dengan menopause dini alami. Hal ini sebaiknya dilakukan agar mereka bisa mengetahui bagaimaan risiko perempuan tersebut terhadap multimorbiditas di kemudian hari.
"Temuan kami juga menyoroti bahwa multimorbiditas perlu dipertimbangkan sebagai prioritas kesehatan klinis dan masyarkaat ketika pembuat kebijakan hendak mempertimbangkan cara mengontrol dan mnecegah maslah kesehatan kronis pada perempuan," tutur peneliti lainnya Profesor Gita Mishra.
Saat ini, tim peneliti sedang mencari faktor risiko tertentu yang bisa dibidik untuk mencegah atau memperlambat timbulnya masalah kesehatan pascamenopause. Beberapa kemungkinan yang bisa dilakukan adalah berhenti merokok, mengontrol berat badan normal dan olahraga.