REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selebriti Kylie Jenner yang mencetuskan tren bibir 'penuh' sempat membuat publik terkejut karena keputusannya untuk melepaskan filler bibir pada pertengahan 2018. Masih di tahun yang sama, Kylie kembali menjadi sorotan karena ia kembali menggunakan filler bibir.
Tindakan Kylie ini membuat 'lepas-pasang' filler bibir menjadi tren di Hollywood. Tren ini dikenal sebagai tren yo-yo filler bibir.
Filler pada dasarnya memiliki beberapa tipe. Secara umum, filler bisa diinjeksikan di berbagai area tubuh untuk mencapai tujuan tertentu, seperti menyamarkan kerutan wajah hingga menebalkan bibir. Tiap area tubuh biasanya menggunakan jenis produk filler yang berbeda.
Untuk bibir, sebagian besar filler yang digunakan adalah filler yang terbuat dari asam hialuronat (HA). Filler ini bersifat temporer dan akan hilang secara alami dalam waktu setengah tahun hingga 18 bulan.
"(HA) adalah polisakarida alami yang ada di tubuh," jelas dokter bedah plastik Dr Alan Matarasso, seperti dilansir Dazed Digital, senin (20/1).
Filler bibir yang terbuat dari HA bisa dihilangkan dengan cara menginjeksikan produk bernama hyaluronidase ke bibir. Hyaluronidase merupakan enzim alami yang dapat membantu tubuh memecah HA lebih cepat.
Efek hyaluronidase bisa terlihat cukup cepat, walaupun beberapa pasien mungkin membutuhkan lebih dari satu kali perawatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Meski efektif, penggunaan hyaluronidase juga memiliki potensi efek samping yang perlu diwaspadai.
Dengan atau tanpa filler, tubuh juga memiliki HA. Bila disuntikkan ke bibir, hyaluronidase tidak bisa membedakan HA dari filler dan HA yang secara alami sudah berada di dalam tubuh.
Oleh karena itu, proses 'pengempisan' bibir berfiller dengan hyaluronidase terkadang bisa memicu terjadinya masalah. Sayangnya, tak semua orang menyadari bahwa injeksi hyaluronidase merupakan terapi medis yang hanya boleh dilakukan oleh dokter berpengalaman agar prosedur ini bisa berjalan aman.
Seperti diungkapkan Clinica London, salah satu risiko efek samping dari penggunaan hyaluronidase adalah rasa tidak nyaman dan bengkak yang bisa berlangsung selama dua atau tiga hari. Risiko efek samping lainnya adalah reaksi alergi seperti kemerahan dan bengkak yang bisa memicu respon alergi lain bila tak diatasi secepatnya.
Tak hanya itu, 'mengempiskan' bibir berfiller juga tidak bisa diprediksi hasil akhirnya. Alasannya, jaringan di bibir sangat padat dan filler berbasis HA di area tersebut bisa menjadi lebih resisten.
Menurut Clinica London, penggunaan hyaluronidase untuk mengoreksi filler berbasis HA tidak diterapkan secara universal. Selain itu, pemberian hyaluronidase hanya boleh dilakukan oleh dokter berpengalaman yang telah mengetahui jenis dan jumlah filler yang digunakan oleh pasien.
Dengan begitu, dokter dapat menentukan apakah pasien dapat diberikan injeksi hyaluronidase dan seberapa banyak hyaluronidase yang peru diinjeksikan kepada pasien.