REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pokja Infeksi PP Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr dr Erlina Burhan SpP(K) mencermati bahwa kasus pneumonia Wuhan telah membuat masyarakat panik. Mereka bahkan meminta dokter untuk memberikan vaksin pneumonia agar terhindar dari penyakit tersebut.
Apakah memang perlu seperti itu? Erlina menjelaskan, Vaksin pneumonia yang beredar sekarang di masyarakat adalah vaksin untuk pneumokokus.
Vaksin yang tersedia ditargetkan untuk mencegah infeksi bakteri, bukan virus. Ada lagi beberapa vaksin lain, namun vaksin itu tidak dapat digunakan untuk pneumonia Wuhan.
Vaksin diciptakan agar orang memiliki imunitas terhadap kuman atau virus tertentu. Vaksin pneumokokus tertentu hanya kekebalan untuk penyakit yang disebabkan oleh kuman terkait, tak mempan untuk pneumonia Wuhan
"Yang sekarang ini, virus korna baru yang diduga atau identifikasi pneumonia Wuhan, belum ada vaksinnya. Jangan sampai masyarakat kemana-mana minta vaksin. Belum ada vaksinnya," jelas Erlina dalam Konferensi Pers Pneumonia Wuhan yang diselenggarakan oleh PDPI, Jumat (17/1).
Jika masyarakat menggunakan vaksin pneumokokus demi mendapatkan proteksi terhadap pneumonia Wuhan, sejatinya efek yang diharapkan tak akan didapat. Erlina mengungkapkan, terdapat beberapa vaksin pneumonia yang ditujukan untuk mencegah pneumonia, namun tidak bisa mencegah pneumonia yang sedang mewabah saat ini.
Berikut beberapa vaksin yang tersedia untuk pneumonia:
* Vaksin pneumokokus (pneumococcal conjugate vaccine, PCV) PCV13
Vaksin PCV13 (merek dagang Prevnar) memberikan kekebalan terhadap 13 strain bakteri Streptococcus pneumoniae, yang paling sering menyebabkan penyakit pneumokokus pada manusia. Masa perlindungan sekitar 3 tahun. Vaksin PCV13 utamanya ditujukan kepada bayi dan anak di bawah usia 2 tahun.
* Vaksin pneumokokus PPSV23
Vaksin PPSV23 (nama dagang Pneumovax 23) memberikan proteksi terhadap 23 strain bakteri pneumokokus. Vaksin PPSV23 ditujukan kepada kelompok umur yang lebih dewasa. Mereka adalah orang dewasa usia 65 tahun ke atas, atau usia 2 hingga 64 tahun dengan kondisi khusus.
* Vaksin Hib
Di negara berkembang, bakteri Haemophilus influenzae type B (Hib) merupakan penyebab pneumonia dan radang otak (meningitis) yang utama. Di Indonesia vaksinasi Hib telah masuk dalam program nasional imunisasi untuk bayi.