REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini influencer dan atau selebgram boleh dibilang merajai media sosial. Banyak produk dan brand yangg lebih memilih bekerja sama dengan influencer ketimbang pasang iklan di media massa.
Bisa jadi influencer sekarang efektif untuk promosi. Apalagi saat ini di Indonesia pun ada sekolah untuk influencer.
Sebenarnya seberapa efektif pengaruh seorang influencer? Apakah ini bisa disebut profesi baru?
Menurut Psikolog Universitas Indonesia (UI), Rommy Rose Mini, influencer boleh dibilang sejenis profesi baru karena tentunya dapat menghasilkan uang. Di era milenial, memang ada kecenderungan banyak profesi yang hilang. Otomatis, pekerjaan-pekerjaan baru pun akan muncul.
"Seberapa efektif kehadiran influencer, bergantung link maupun kemampuan meyakinkan, karena influencer punya kemampuan meyakinkan itu," kata Rommy saat dihubungi.
Keunggulan influencer adalah mereka tanu betul market yang tepat. Karena biasanya pengikut mereka juga adalah yang sepaham. Jadi, saat berjualan, cenderung lebih mudah meyakinkan.
Kehadiran influencer juga menyentuh emosi dan empati publik dibandingkan media maisntream. Sesekali dengan percakapan, interaksi dua arah membuat emosi publik tersentuh.
Sementara itu, menjadi seorang seleriti media sosial juga sebaiknya berlaku patut. Tidak ada kode etik baku, bukan berarti bisa seenaknya. Patuhi Undang-Undang, tidak menjelekkan produk jualan lain, bisa menjadi stabdardisasi seorang influencer.