REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Situjuah Batua Art and Culture Festival selama 12-20 Januari 2020 di Limapuluh Kota, Sumbar menawarkan kearifan budaya lokal, seperti Batagak Pengulu atau pengangkatan tetua adat, arak iriang niniak mamak, bundo kanduang, dan anak kemenakan.
"Selain menampilkan kearifan budaya lokal, kegiatan ini juga menjadi rangkaian dari peringatan peristiwa Situjuah 15 Januari yang menjadi salah satu mata rantai sejarah perjuangan di Indonesia," kata Walinagari Situjuah Batua, Situjuah Limo Nagari, Limapuluh Kota, DV Dt Tan Marajo, di Limapuluh Kota, Ahad (12/1).
Dia menjelaskan agenda yang dihadiri lebih dari lima ribu orang itu, diinisiasi Ikatan Keluarga Situjuah Batua (IKSB) Jabodetabek serta Nusantara dan luar negeri dengan anak nagari. Acara juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit.
"Acara ini juga akan menampilkan kesenian daerah serta mendukung sektor pariwisata," katanya.
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengapresiasi kegiatan yang menjadi salah satu upaya untuk menjaga dan mewariskan nilai-nilai luhur budaya Minangkabau kepada generasi selanjutnya itu.
Format acara berupa festival, kata dia, akan lebih mudah diterima oleh generasi muda dan lebih mudah dipahami wisatawan.
Ia mengingatkan peran datuak atau tetua adat di Minangkabau yang besar, terutama pada era revolusi industri sekarang ini.
Ia mengatakan nilai-nilai negatif, seperti penyalahgunaan narkotika hingga LGBT, telah merambah pelosok negeri, sehingga butuh peran semua pihak, termasuk datuk dan ninik mamak, untuk mengantisipasi.
Puncak Situjuah Batua Art and Culture Festival adalah peringatan peristiwa Situjuah ke-71 sebagai rangkaian PDRI 1948-1949.